Para Caleg Bertawasul di Makam Arya Wiratanudatar Natamanggala Tiap Kamis Malam
Di Cianjur, makam Kangjeng Aolia RAA Aria Wiratanudatar Natamanggala sering menjadi tempat yang dikunjungi para caleg and calon pejabat.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Tim Liputan Tribun Jabar
TRIBUNNEWS.COM, CIREBON - Berbagai cara dilakukan calon anggota legislatif (caleg) agar bisa meraih suara terbanyak dalam pemilihan umum (pemilu), 9 April 2014. Selain menyosialisasikan diri melalui spanduk, media massa, dan media lainnya, tak sedikit di antara mereka yang meminta "petunjuk" di tempat keramat atau tokoh spiritual di berbagai daerah di Jawa Barat.
Di Cianjur, makam Kangjeng Aolia RAA Aria Wiratanudatar Natamanggala alias Aria Kidul Gunung Djati Putra Ka II Kangjeng Aolia RAA Aria Wiratanudatar di atas bukit di RT 01/01 Kampung Gunung Jati, Desa Rahong, Kecamatan Cilaku, sering menjadi tempat yang dikunjungi para caleg and calon pejabat.
Juru kunci sekaligus juru pelihara, Muhammad Yusuf, mengatakan, di dalam ruangan itu terdapat makam Arya Wiratanudatar Natamanggala yang merupakan tokoh Dalem Cianjur kala itu. Namun, selain menjadi tempat ziarah, makam itu pun merupakan cagar budaya yang dikelola Balai Pelestarian Cagar Budaya Serang.
"Tempat ini sudah ada sejak zaman Belanda pada abad ke-17," kata Yusuf, yang merupakan keturunan kesembilan juru kunci makam Arya Wiratanudatar Natamanggala, ketika berbincang dengan Tribun.
Dikatakan Yusuf, makam itu memang menjadi tempat ziarah masyarakat dari berbagai daerah. Bahkan sejumlah warga negara asing (WNA) dari Brunei Darussalam, Malaysia, dan Singapura pernah mendatangi makam tersebut.
Namun kunjungan WNA bisa dihitung setiap tahunnya lantaran kunjungannya hanya sekali dalam setahun. Menurut Yusuf, dari semua peziarah yang datang ke makam memang terdapat beberapa pejabat pemerintah, anggota legislatif, dan caleg yang dikenalinya.
Namun kedatangan mereka itu bukan bersifat musiman, melainkan rutin dilakukan setiap Senin dan Kamis malam. Bahkan sejumlah mantan anggota legislatif pun masih menyambangi makam untuk bertawasul.
"Hal itu mungkin sudah menjadi kebutuhan rohani sekaligus menjalankan syariat. Bukan untuk sekadar meminta sesuatu saja, termasuk para caleg yang akan mengikuti pemilu 2014 nanti. Karena mereka sudah berziarah sebelum mencalonkan diri juga," kata Yusuf.
Yusuf menjelaskan, para peziarah datang ke makam itu untuk bertawasul yang berarti berdoa dan memohon kepada Allah di tempat orang saleh. Menurut dia, berdoa di tempat orang saleh, permintaannya lebih dikabulkan. Konon, Arya Wiratanudatar Natamanggala merupakan murid kesayangan Sunan Gunun Jati.
"Bertawasul itu mendoakan yang diziarahi, bukan meminta kepada yang dikubur. Selain itu, juga mendoakan orang tua. Setelah itu baru berdoa masing-masing kepada Allah. Ada yang meminta dilancarkan jabatan, jodoh, usaha, dan mencari ilmu," kata Yusuf.