Puskesmas Ambruk Pasien Terpaksa Melahirkan di Ambulans
Bangunan puskemas rawat inap Oinlasi di Kecamatan Amanatun Selatan, Kabupaten Timor tengah Selatan, ambruk.
Laporan Wartawan Pos Kupang Thomas Duran
TRIBUNNEWS.COM, SOE - Bangunan puskemas rawat inap Oinlasi di Kecamatan Amanatun Selatan, Kabupaten Timor tengah Selatan, ambruk.
Padahal, puskesmas tersebut baru selesai terbangun pada tahun 2009, tapi kini sudah dikategorikan rusak berat. Alhasil, kaum ibu yang menjadi pasien melahirkan di puskesmas itu terpaksa diungsikan ke aula gedung lama.
Pantauan Pos Kupang, Jumat (1/11/2013), teras bagian depan dan samping kanan serta toiliet roboh, akibat mutu pekerjaan kurang bagus. Hal tersebut, mengakibatkan sebagian lantai dan dinding gedung itu retak.
Diduga, bangunan itu rubuh karena dikerjakan asal jadi. Sebab, fondasi yang seharusnya diuruk dengan sirtu, diganti dengan batu kali dan tanah liat. Demikian juga coran penahan dinding fondasi dan gedung utama, hanya menggunakan besi beton tiga saf sehingga tak mampu membendung reruntuhan itu.
Gedung yang dibangun khusus untuk pelayanan persalinan dan rawat inap ini, praktis tidak bisa dimanfaaatkan lagi. Lantai dan diinding retak, plafon pun mulai rusak. Beberapa peralatan persalinan dan incubator serta tempat tidur pasien masih dibiarkan di dalam gedung tersebut.
Kepala Puskesmas Oinlasi Yustina Bria menjelaskan, puskesmas rawat inap tersebut dikerjakan kontraktor pada akhir tahun 2009 dan pada tanggal 10 Juli 2013 ambruk secara tiba-tiba.
"Yang pertama roboh adalah WC lalu diikuti teras. Akibatnya, lantai dan dinding retak. Saya tidak tahu yang kerja itu CV apa, tetapi yang kami tahu Bapak Stef Lakapu yang kerjakan. Kami juga tidak tahu apa penyebab robohnya gedung ini," katanya.
Menurut Yustina, sesaat setelah kejadian, pihaknya langsung membuat laporan ke dinas kesehatan, pemda, DPRD dan camat setempat.
"Saya sedih sekali karena pasien bersalin yang seharusnya bisa menempati gedung itu harus ditampung dan dilayani di aula. Bahkan, kami pernah melayani persalinan di atas mobil ambulans karena aula penuh. Kami berharap tahun ini juga gedung itu diperbaiki," ujar Yustina.
Yustina mengakui, sudah menyampaikan secara lisan kejadian itu kepada Sekretaris Kabupaten TTS Salmun Tabun.
"Saya sudah sampaikan kondisi pelayanan kepada Pak Sekab saat ke Boking. Waktu itu beliau singgah dan masih sempat foto," ujarnya.
Untuk sementara, kata Yustina, pihaknya tidak melayani rawat inap umum karena ketiadaan tempat. Hanya saja kalau ada yang perlu menjalani observasi diberikan istirahat di luar aula. Aula ini khusus melayani pasien bersalin.
"Kami juga kesulitan menyimpan semua peralatan yang ada. Sebagian terpaksa dibiarkan dalam gedung yang rusak itu," ujarnya.