Soetrisno Bachir: Pendidikan harus Cetak Pemimpin dan Pengusaha
Pengusaha muslim, Soetrisno Bachir menghimbau agar lembaga pendidikan bukan hanya untuk mencetak sarjana
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, PEKALONGAN - Pengusaha muslim, Soetrisno Bachir menghimbau agar lembaga pendidikan bukan hanya untuk mencetak sarjana, tapi juga melahirkan pemimpin dan pengusaha. Demikian disampaikan dalam Seminar memperingati 71 tahun Ma’had Islam, Jumat (8/11) di Pekalongan, Jawa Tengah.
Menurutnya, lembaga pendidikan Islam harus menjadi tempat penggemblengan kader umat yang unggul. “Pendidikan harus membekali kemampuan untuk berpikir menembus jauh ke depan. Umat Islam harus visioner dan menjawab tantangan zaman,” ujar Soetrisno dalam pernyataan tertulisnya kepada Tribunnews.com.
Soetrisno menambahkan, pendidikan Islam juga harus mampu memberi bekal kepemimpinan dan kewirausahaan. “Belajar dari zaman kejayaan Islam di masa lalu, umat Islam harus visioner, mampu memimpin, dan mengelola potensi duniawi,” imbuhnya.
“Pendidikan Islam harus komprehensif dan terintegrasi, jangan sekuler. Jangan mengajak memikirkan akhirat saja, tapi juga bagaimana menguasai urusan dunia. Selain harus cerdas, seorang muslim juga harus kuat dan kaya. Kekayaan adalah sarana ibadah. Dengan menjadi kaya, kita semakin berdaya untuk membangun peradaban umat,” tegas mantan Ketua Umum Partai Amanat nasional ini lagi.
Pengusaha yang juga Ketua Umum Perhimpunan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII) ini menceritakankan bahwa bangsa Indonesia masih jauh ketinggalan dari negara-negara tetangga.
“Populasi wirausahawan di Indonesia masih sebanyak 1,56 persen, berada jauh di bawah Malaysia yang punya 4 persen, Thailand punya 4,1 persen, apalagi dengan Singapura yang punya 7 persen,” urainya.
Dengan pengalamannya sebagai pengusaha dan tokoh politik nasional, Soetrisno berkomitmen untuk menanamkan pondasi peradaban secara komprehensif.
"Pendidikan kita harus membuka diri, harus hijrah ke pusaran baru dengan mengintegrasikan gerakan wirausaha dalam sistem pendidikan," usulnya.
Soetrisno mengisahkan bahwa sebagai Ketua Umum KB PII periode 2011-2015, ia juga memberikan perhatian besar pada gerakan wirausaha di organisasi yang dipimpinnya.
“PII juga saya dorong untuk tidak hanya mencetak kader cendekiawan dan pemimpin umat, tapi juga kader entrepreneur,” jelasnya.
Antara lain dengan menggerakkan program terkait kewirausahaan seperti mendirikan “imsa-mart” dan program “go-creative-preneur’ yang mejadi gerakan para alumni PII secara nasional. KB PII tak lain adalah wadah alumni Pelajar Islam Indonesia (PII) yang telah berkiprah sejak tahun 1947.
Sedangkan KB PII didirikan pada 28 Mei 1998 di Masjid Istiqlal di Jakarta. Hingga saat ini KB PII telah memiliki kepengurusan di seluruh provinsi serta hampir keseluruhan Kabupaten dan Kota di Indonesia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.