Warga Temukan Dua Pedang Berlapis Emas Peninggalan VOC
Perburuan koin emas di Kuala Krueng Geudong, Banda Aceh, terus berlanjut meski sudah ada larangan.
TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH - Perburuan koin emas di Kuala Krueng Geudong, Gampong Pande, Kecamatan Kutaraja, Kota Banda Aceh, terus berlanjut meski sudah ada larangan.
Pada hari ketiga, Rabu (13/11/2013), suasana semakin heboh dengan ditemukannya sepasang pedang bercap VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie/persekutuan dagang bentukan Belanda pada tahun 1602).
Menurut informasi yang dihimpun Serambi, sepasang pedang berbahan dasar besi (kuningan) dan bersepuh emas di beberapa bagian itu ditemukan pukul 15.10 WIB, Rabu (13/11/2013) oleh seorang pemuda yang tidak diketahui identitasnya. Pedang sepanjang lebih kurang satu meter tersebut bertuliskan "Shaver Cool VOC."
Keuchik Gampo Pande Amiruddin menceritakan, sekitar pukul 15.10 wib, warganya memergoki seorang pemuda menenteng goni berisi sesuatu. Ketika ditanyakan apa isi goni tersebut, si pemuda yang mengaku dari Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh, tersebut menjawab isinya kayu.
"Karena terlihat agak gugup, warga memeriksa isinya ternyata sepasang pedang. Si pemuda mengaku menemukan pedang tersebut di Kuala Krueng Geudong (tempat temuan koin emas)," kata Amiruddin.
Menurut kesaksian warga Gampong Pande, pemuda tersebut bersama teman-temannya sudah terlihat menuju ke areal Krueng Geudong pada Selasa malam sekitar pukul 23.30 WIB. Sayangnya, setelah benda temuannya diamankan warga, sang pemuda langsung menghilang seperti orang ketakutan.
Pedang VOC yang ditemukan warga di Kuala Krueng Geudong, telah diamankan di Kantor Keuchik Gampong Pande setelah sempat diperlihatkan selama beberapa menit kepada masyarakat yang menyesaki kompleks kantor kepala desa tersebut.
Pada bagian gagang pedang sepanjang masing-masing lebih kurang satu meter itu ada cap VOC. Pangkal gagangnya diyakini berlapis emas menyerupai kepala harimau dengan bilah motif bunga-bunga berwarna putih dengan sarung terbuat dari tembaga.
Bagian dalam pedang itu, menurut kesaksian warga terbuat dari besi putih. "Warga saya melakukan tradisi peusijuek terhadap pedang ini sekaligus kami melaksanakan pengajian dan doa bersama agar terhindar dari hal-hal yang tidak diharapkan," kata Keuchik Amirrudin. (mir/nas)