Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rumput Ternak di Boyolali Harus Disiram Air Dulu

Efek semburan abu vulkanik dari Gunung Merapi, ternyata ikut dirasakan oleh warga di Cepogo dan Ampel Boyolali.

zoom-in Rumput Ternak di Boyolali Harus Disiram Air Dulu
Tribun Jogja/Ryantono PS
Kota boyolali terlihat putih akibat Gunung Merapi yang kembali bergejolak, Senin (18/11/2013) pagi sekitar pukul 05.00 wib. 

Laporan Wartawan Tribun Jateng Iswidodo

TRIBUNNEWS.COM, BOYOLALI - Efek semburan abu vulkanik dari Gunung Merapi, Senin (18/11/2013) pagi, ternyata ikut dirasakan oleh warga di Cepogo dan Ampel Boyolali.

Meski tak membahayakan, Joko Partono, kepala dusun di Kelurahan Tumang, Kecamatan Cepogo, mengaku adanya hujan vulkanik yang menimpa di kampungnya tersebut.

"Itu hujan abu masih biasa nggak parah seperti tahun 2010 silam. Warga kami masih beraktifitas seperti biasa. Namun diakui dedaunan di ladang dan kebun terkena dampak abu ini. Rumput untuk pakan ternak harus disiram air dulu supaya aman," kata Joko kepada Tribun Jateng, Senin (18/11/2013).

Ia mengakui, sejak turunnya hujan abu vulkanik tersebut, Boyolali belum ada hujan air yang deras mengguyur seperti sehari sebelumnya, Minggu (17/11/2013).

"Sampai Senin sore, belum ada turun hujan makanya kalau kendaraan lewat debu (abu) beterbangan. Belum ada warga yang mengeluhkan terganggu kesehatan atau dampak lainnya. Hanya saja abu Merapi masih lengket di dedaunan karena belum datang hujan," terangnya.

Dia menilai, hujan abu di daerah Selo dan Cepogo justru tipis karena hembusan angin ke arah timur kencang. Karenanya, hujan abu di lereng Gunung Merapi justru lebih tipis dibanding daerah di Kota Boyolali.

Berita Rekomendasi

Hal ini, juga diakui warga di Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali yang posisinya berada di timur laut gunung Merapi.

"Ya memang ada hujan abu tapi nggak tebal. Kami libur nggak produksi keripik cakar ayam karena nggak bisa dijemur," kata Bu Ira seorang produsen keripik cakar ayam di desa Tanduk, Ampel.

Menurutnya, kalau terjadi hujan abu maka sebelum turun hujan deras, dirinya tidak produksi keripik karena abu yang beterbangan akan membuat keripiknya tidak higienis.

"Ya tunggu ada hujan deras biar abunya bersih dan tidak berdebu. Baru kami bisa menjemur bahan mentah keripik dengan aman," tutur dia, yang sudah berkali-kali mengalami hujan abu di sekitar tempat tinggalnya.

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas