Siswi SMA di NTT Lahirkan Bayi saat Buang Air Kecil
Siswi kelas 3 SMA swasta di Soe, Nusa Tenggara Timur, SB (17), kedapatan mengaborsi janin yang dikandungnya.
TRIBUNNEWS.COM, SOE - Siswi kelas 3 SMA swasta di Soe, Nusa Tenggara Timur, SB (17), kedapatan mengaborsi janin yang dikandungnya.
Janin yang diketahui berjenis kelamin laki-laki, berusia empat bulan, berhasil dikeluarkan di kamar kos milik Margarita Laumau di Kelurahan Nunumeu, Kecamatan Kota SoE-TTS, Rabu (20/11/2012), pukul 19.30 Wita.
Kasus ini, terungkap ketika Safrianti merintih kesakitan hendak membuang air kecil di dalam kamar kos milik Margarita dan Yati Boko. Saat membuang air kecil itu, yang keluar bukan air kencing, tetapi darah disertai janin sepanjang 15 sentimeter.
Alhasil, SB mengalami perdarahan hebat. Saat itu juga, Safrianti dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) SoE untuk mendapat pertolongan.
Pada kesempatan sama, Sem Tobe, pemilik indekos, melaporkan kasus tersebut ke Polres TTS. Sesaat kemudian, Kepala Urusan (Kaur) Identifikasi Polres TTS Aipda Laurens Jehau, bersama Bripda Polce Taiboko dan Briptu Purwanto serta beberapa anggota intel turun dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Mereka juga mengantar janin ke RSUD SoE untuk divisum oleh Lisa Miharja. Hasil visum menyimpulkan, semua organ janin sudah terbentuk. Selain itu, aborsi juga bisa terjadi karena kecapaian dan akibat diurut atau minum obat/ramuan.
Janin tersebut keluar akibat ada unsur paksaan dari ibu korban dan tidak ada tanda-tanda kekerasan.
Kapolres TTS Ajun Komisaris Besar Agus Hermawan mengatakan, kasus aborsi itu sedang didalami penyidik Polres TTS.
"Polisi sudah memeriksa dua saksi, yaitu Margarita Laumau, pemilik kamar kos, dan Yati Boko, saksi mata sekaligus yang mengantar tersangka ke RSUD SoE. Kami masih mendalami kasus tersebut dengan memeriksa saksi," katanya.
Pelaku aborsi, SB mengaku janin yang dilahirnya hasil hubungan gelap dengan pacarnya, Jefri Tobe, yang berprofesi sebagai tukang ojek. Hubungan keduanya sudah berlangsung lama hingga melakukan hubungan layaknya suami-istri hingga Safrianti hamil.
"Setelah tidak mendapatkan haid, saya sering diurut dan terakhir diantar orangtua diurut pada dukun bernama Mama Isu di Kolbano selama satu minggu sejak awal November 2013 lalu. Selain diurut pagi dan sore, saya juga diberikan ramuan tradisional, namun belum sempat diminum," tutur SB.