Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mata dr Ayu Berkaca-kaca

Keduanya harus menjalani vonis MA 10 bulan karena kealpaannya hingga menyebabkan pasien melahirkan meninggal dunia.

Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Mata dr Ayu Berkaca-kaca
Kompas.com
dr Ayu dan dr Hendry muncul di hadapan para pengunjuk rasa di Rutan Malendeng, Manado, Rabu (27/11/13). 

TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Mata dokter Dewa Ayu Asiary SpOG berkaca-kaca. Sejenak kemudian, dia melambaikan tangan dari balkon Rutan Malendeng, menyapa ratusan dokter dari berbagai rumah sakit dan klinik di Sulawesi Utara yang mendatanginya, Rabu (27/11) kemarin.

Di halaman Rutan Malendeng, para dokter yang mogok kerja itu terus menyerukan yel-yel pembebasan terhadap dokter Ayu dan dokter Hendry Simanjuntak SpOG yang ditahan.

Keduanya harus menjalani vonis MA 10 bulan karena kealpaannya hingga menyebabkan pasien melahirkan meninggal dunia.

Satu dokter lagi yang harus menjalani vonis sama, dr Hendi Siagian, kini masih berstatus masuk DPO (daftar pencarian orang).

Ketiga dokter sebelumnya bertugas di RSUP Kandou Manado. Dokter Ayu ditangkap Satgas Kejagung kala menjalankan praktik di RS Permata Hati Balikpapan, Jumat (8/11) dan dr Hendry ditangkap di Siborong-borong, Sumatera Utara, Sabtu (23/11).

Sebelumnya, ketiga dokter itu divonis bebas di tingkat peradilan pertama di Pengadilan Negeri Manado. Lalu Jaksa Penuntut Umum melakukan Kasasi ke MA dan dalam putusan MA, ketiganya dinyatakan bersalah karena kealpaannya menyebabkan meninggalnya pasien melahirkan, Julia Fransiska Makatey (25).

Dokter Ayu, mengenakan baju warna merah bergaris melingkar dan berkacamata. Tak ada kata terucap dari mulutnya. Matanya tampak sayu. Dia hanya terdiam, dan beberapa dokter yang diberi kesempatan bertemu pun berusaha membesarkan hatinya.

Berita Rekomendasi

Sesaat kemudian, muncul dokter Hendry. Dia mengenakan pakaian warna biru dan kemudian menyapa para koleganya yang berunjuk rasa. Para dokter semakin bersemangat berteriak lantang menyampaikan tuntutannya.

"Mohon doa terhadap kami supaya perjuangan kami tidak sia-sia. Kriminalisasi harus kita lawan karena melecehkan profesi dokter yang mulia," seru dokter Hendry berapi-api dari atas balkon.

Setelah menyampaikan orasi singkatnya, dokter Hendry sempat bercakap-cakap dengan dokter Ayu lalu meninggalkan balkon.

Unjuk rasa terus berlanjut. Mereka menyampaikan sejumlah tuntutan. Sekretaris
Ikatan Dokter Spesialis Bedah Indonesia (IKABI) Sulut, dr Niko Lumintang dipercaya membacakan jeritan hati dokter kepada presiden.

"Yang juga merupakan ungkapan perasaan hampir semua dokter di negeri tercinta ini, terkait dengan adanya kriminalisasi dokter yang terbukti secara gamblang pada kasus penahanan tiga dokter spesialis obstetrik dan ginekologi yaitu dokter Ayu dan kawan-kawan di Manado diperlakukan sebagai pelaku kriminal, yang saat ini berstatus residen atau PPDS Obsestrik Ginekologi," katanya.


Tags:
Sumber: Tribun Manado
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas