2 Kali Operasi, Anak Mona Tetap Sumbing
Mona Kristianta Ginting (37) hanya pasrah atas kegagalan dua operasi bibir sumbing yang dijalani putrinya
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, BATUBARA - Mona Kristianta Ginting (37) hanya pasrah atas kegagalan dua operasi bibir sumbing yang dijalani putrinya yang masih berusia lima bulan, Maria Molin Ibreyna.
Anak kedua pasangan Mona Kristianta Ginting dan Eviliana Br Barus ini menjalani operasi yang ditangani dr Hendry Rusdi di RS Mitra Sejati Medan, yang dibiayai yayasan nirlaba asal Amerika, Smile Train.
Namun bibir sumbing yang dibawa bayinya sejak lahir, belum hilang. Karena kecewa, Mona dan Eviliana menampik tawaran operasi ketiga dari dokter Hendry, karena tak mau bayinya jadi bahan percobaan.
"Lagi tidur, inilah Maria, anak saya nomor dua. Dua kali bibirnya dioperasi dokter Hendry, namun masih bolong. Gusinya masih nembus ke atas (persis di bawah hidung kanan). Kan nampak itu yang putih di bawah hidung, itukah gusinya," ujar Mona sambil menunjuk bibir Maria yang sedang pulas di ayunan, saat ditemui Tribun di kediamannya, Jl Lintas Sumatera, Simpang Kebun Kopi, Indrapura, Batubara, Rabu (27/11/2013) siang.
Di bawah tempat Maria berayun, abangnya Melvin Albert Kalaro Ginting (4) juga terlihat tertidur pulas di atas ambal.
Pantauan Tribun pada bagian bawah hidung kanan tampak benjolan putih yang disebut orangtua Mona gusi yang masih menonjol ke atas.
"Jangan kuat-kuat dipegang Bang, nanti kesakitan pula dia," ujarnya mengingatkan Tribun.
Lalu Tribun meminta foto Maria sebelum menjalani dua kali operasi. Sebenarnya wajah bayi lima bulan sedikit lebih baik. "Iya, kalau namanya perubahan lebih baik memang ada, karena gusinya yang tadinya naik ke atas, ini kan sudah turun. Tetapi kan satu lagi di sisi kanan masih tampak bolong. Padahal sudah dua kali dioperasi."
Mona pasrah dan tidak akan membawa kegagalan operasi anaknya ke ranah hukum. Namun Mona dengan tegas menyampaikan rasa kecewa mendalam.
"Saya nggak mau menuntut-nuntut. Saya nggak minta pertanggungjawaban. Harapan saya, anakku lah yang terakhir jadi korban.''
Apakah anak Bapak merupakan korban malapraktik?
"Biarlah orang-orang yang nilai itu bagaimana. Tapi itulah kejadian yang saya alami. Bukan saya mau menjelek-jelekkan RS tersebut, nggak. Bukan saya mau merendahkan ilmu dokter yang menangani, nggak. Cuma saya betul-betul kecewa anak saya dioperasi sampai gagal dua kali."
Mona mengatakan masih melakukan rembuk dengan keluarga untuk membawa anaknya ke Penang. "Itu kalau memang ada bantuan keluarga bisa lah dibawa ke Penang."
Mona menceritakan setalah anaknya lahir 4 Juli 2013 dalam keadaan bibir sumbing di RS Sembiring Delitua. Di saat dirinya kebingungan, Novita, adik kandungnya yang bekerja sebagai bidan di RS Sembiring menginformasikan di RS Mitra Sejati ada program operasi bibir sumbing gratis yang dibiayai Smile Train.
Saat Maria berumur delapan hari, Mona membawanya ke dr Hendry di RS Mitra Sejati. Ia disarankan sang dokter kembali lagi setelah anaknya berusia tiga bulan.
"Saat itu dokter Hendry bilang bisa. Dokter juga menunjukkan foto seorang anak (pasien) yang sama nasibnya seperti anak saya. 'Ini kan sama seperti anak bapak, sekarang sudah begini setelah operasi'. Terus dokter menunjukkan lagi foto bibir anak tersebut sudah bagus tersambung dan gusinya juga sudah masuk dengan rapi. Saat itu dia juga bilang terhadap anak yang sama sudah akan dioperasi palatumnya (langit-langitnya)," ujar Mona menirukan dialognya dengan Hendry.