Dokter di RSUD Moewardi Solo Kini Jadi Takut Tangani Pasien Emergency
Pasien membanjiri RSUD Dokter Moewardi, Kamis (28/11/2013) sehari setelah para dokter mogok.
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Galih Priatmojo
TRIBUNNEWS.COM – Pasien membanjiri RSUD Dokter Moewardi, Kamis (28/11/2013) sehari setelah para dokter mogok. Hingga pukul 11.00 saja sudah ada 668 pasien yang antre. Padahal di hari biasa hanya sekitar 500 orang saja.
Di sisi lain ada beberapa dokter di rumah sakit di Jebres Solo ini merasa takut mengangani pasien emergency. Hal itu juga diakui oleh Elysa, pejabat Humas RSUD dr Moewardi. Ketakutan itu terutama terkait prosedur yang harus dipenuhi sebelum menangani pasien emergency.
Dikatakannya, selama ini untuk penanganan pasien emergency diwajibkan untuk meminta persetujuan dari keluarga pasien, ini sebagai protap yang harus dipenuhi.
Tapi menurutnya, problem yang ada selama ini yang pernah ditangani di RSUD dr Moewardi, seringkali saat kondisi pasien urgent untuk dilakukan tindakan tetapi keluarga belum bisa hadir bahkan ada yang sulit dihubungi. Ini dilematis.
"Sebulan lalu ada pasien mahasiswa yang kecelakaan dan harus segera dapat tindakan tapi keluarga belum ada untuk dimintai ijin, akhirnya kami minta ijin dosen. Kesulitan untuk menyertakan ijin keluarga inilah yang membuat dokter sulit untuk melakukan tindakan penyelamatan pada pasien, apalagi berkaca pada kasus dr Ayu yang baru saja terjadi, banyak dokter yang takut," ungkapnya.