Bupati Kendal Tak Setuju Lokalisasi PSK Ditutup
Bupati Kendal Widya Kandi Susanti tidak setuju bila lokalisasi Gambirlangu (GBL) di Kaliwungu dan Alas Karet (Alaska) di Sukorejo, Kendal, ditutup
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM KENDAL, — Bupati Kendal, Jawa Tengah, Widya Kandi Susanti tidak setuju bila lokalisasi Gambirlangu (GBL) di Kaliwungu dan Alas Karet (Alaska) di Sukorejo, Kendal, ditutup. Pasalnya, apabila dua lokalisasi tersebut ditutup, para penjaja seks komersial (PSK) akan menjajakan dirinya di jalan-jalan, dan mengakibatkan rawannya penyebaran penyakit kelamin, salah satunya HIV/AIDS.
Widya menegaskan, perlu ada solusi yang tepat apabila GBL dan Alaska ditutup sehingga penghuninya tidak kembali menjajakan diri. “Kebanyakan para PSK itu menjual dirinya karena tidak punya pekerjaan. Jadi mereka harus diberi bekal dan modal untuk bisa mandiri,” kata Widya Kandi, Rabu (4/12/2013).
Widya menjelaskan, saat ini pihaknya telah memberi pelatihan kepada para PSK supaya mereka bisa keluar dari "lembah hitam" tersebut. Pelatihan yang diberikan di antaranya menjahit, memotong rambut, dan membatik. Namun, hasilnya belum diketahui.
“Melalui dinas sosial dan dinas terkait lainnya, kami telah memberi pelatihan kepada para PSK. Ada juga yang telah kembali ke masyarakat, tapi tidak lama, pulang ke lokalisasi. Sebab, jahitannya sepi,” katanya.
Namun, tambah Widya, pihaknya akan terus berusaha untuk mengentaskan para PSK dari lokalisasi agar kembali ke masyarakat dengan membuka usaha sendiri di rumah.
Sependapat dengan Widya Kandi Susanti, aktivis LSM Graha Mitra —yang melakukan pendampingan kepada PSK GBL— Yoyok mengatakan bahwa lokalisasi PSK adalah tanggung jawab pemerintah. Pemerintah harus mempunyai solusi yang tepat bila hendak menutup lokalisasi tersebut sehingga para PSK tidak berada di jalan-jalan.
“Kalau sampai ditutup dan kemudian para PSK itu berada di jalan-jalan, maka mereka tidak akan terkontrol, dan penularan HIV/AIDS semakin tinggi,” kata Yoyok.