RS Bedah Surabaya: Tidak Semua Perempuan Bisa Kembalikan Keperawanan
Fenomena maraknya operasi pengembalian keperawanan di Surabaya, ternyata tak bisa dirasakan semua perempuan.
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Fenomena maraknya operasi pengembalian keperawanan atau Operasi vaginoplasty di Surabaya, ternyata tak bisa dirasakan semua perempuan.
Pasalnya, tidak semua selaput dara bisa dikembalikan. Dokter spesialis bedah plastik di RS Bedah Surabaya (RSBS) dr Djoned Sananto menjelaskan, selaput dara seperti kain.
Semakin parah robeknya, tentu semakin susah menjahitnya. Apalagi, kata dia, yang sudah 'dipakai' berkali-kali. Buat yang baru sekali dua melakukan hubungan intim, masih ada harapan.
Tapi buat yang sudah mengantongi jam terbang di atas 10 kali, ya wasalam. Apalagi, buat yang sudah melahirkan.
"Cara dan teknik 'bermain' juga menentukan. Kalau mainnya sopan-sopanan, masih bisa. Tapi kalau sambil loncat-loncat ya tentu sudah rusak nggak karuan selaput daranya," sebut Sananto, Selasa (3/12/2013).
Dr Hardianto SpOG (K), pengurus Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Surabaya, menjelaskan, saat ini tren pasien lebih mengedepankan aspek kecantikan dan gaya hidup kaum urban.
"Namun bagi saya alasan medis harus tetap dikedepankan," jelas Hardianto saat ditemui di ruang kerjanya di RSU Dr Soetomo Surabaya, Selasa (3/12).
Dia mencontohkan, ada perempuan yang selaput daranya robek bukan karena aktifitas seksual. Misalnya terjatuh karena olah raga atau korban pemerkosaan. Nah, untuk memperbaiki kondisi psikologisnya, terutama yang hendak menikah, di antara upaya itu adalah hymenoplasty. (ab/idl)