TRIBUNNEWS.COM, DEMAK - Perilaku anggota DPRD Demak, ternyata sangat kontras bila dibandingkan dengan kehidupan warga setempat yang masih berkubang dalam kemiskinan.

Betapa tidak, selama setahun, DPRD Demak melakukan kegiatan dinas keluar kota yang dikemas dalam bentuk kunjungan kerja dan bimbingan teknis sebanyak 24 kali.

Demi mendukung kegiatan para wakil rakyat tersebut, terkuras dana sebesar Rp 6 miliar. Besarnya anggaran tersebut, menjadi sorotan sejumlah pihak. Pengeluaran itu dinilai sebagai pemborosan anggaran.

Ketua Forum Komunikasi Mahasiswa dan Rakyat Demak (FKRMD), Muhammad Rifai, Jumat (13/12/2013) mengungkapkan, jumlah anggaran yang dikeluarkan tidak sebanding dengan kinerja mereka. Kegiatan yang bersumber dari dana APBD Demak tersebut dinilai hanya menghamburkan uang rakyat.

"Untuk satu kali kegiatan menghabiskan anggaran sebesar Rp 225 juta untuk anggota dewan, dan pendamping komisi sebesar Rp 25 juta. Coba dikalikan 24, maka angkanya mencapai Rp 6 miliar," kata Rifai.

"Sejak hari Rabu (11/12/2013) semua anggota dewan malah pergi ke Bali didampingi pendamping komisi, besok hari Sabtu (14/12/2013) mereka baru pulang," kata Rifai.

Menanggapi tudingan ini, Mukhlis dari bagian Keuangan Sekretariat DPRD Demak mengungkapkan, selama setahun, anggaran yang dikeluarkan mencapai Rp 12,9 miliar untuk 43 kegiatan DPRD, termasuk di antaranya tujuh kali bimbingan teknik dan 14 kunjungan kerja.

"Anggaran kita termasuk kecil, dibandingkan Kabupaten/Kota lain di Jateng yang rata-rata mencapai Rp 19 miliar," kata Mukhlis.