Agus Dwikarna Datang dari Filipina dengan Selembar Baju
Tiba di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar di Mandai, Maros, Agus hanya dijemput seorang sopir
Editor: Hendra Gunawan
Menurut Kiai Djamal, kedekatan dirinya dengan Agus bukan sekadar guru dan murid. "Dia itu sudah seperti anak saya," katanya. Sebelum ke Filipina, dirinya dan Agus masih sempat sama-sama mengunjungi beberapa kabupaten di sulsel untuk memperkenalkan KPPSI.
Kiai Djamal mengaku tidak tahu saat Agus berangkat bersama Tamsil Linrung ke Filipina, tempat dia ditangkap. Meskipun setahunya Agus memang kerap kesana tapi itu urusan bisnis.
Di mata Kiai Djamal, Agus sosok yang baik, cerdas, ikhlas dan mudah bergaul. "Tujuan kami sama, kami punya semangat membangun Indonesia dengan dakwah Islam. Setahu saya, Agus tak pernah berurusan dengan lembaga-lembaga berbau teroris,” jelas Kiai Djamal.
Pulang Kampung
Dari rumah Kiai Djamal, Agus keliling Makassar bersama sahabatnya, Kalmuddin. Dia belum bersedia bertemu wartawan dengan alasan ingin fokus pada keluarga dan sahabatnya dulu.
Sekitar pukul 11.00 wita, Tribun menyambangi lagi kediaman Agus. Rumah itu terlihat sepi. Pintu rumah tertutup rapat. Kedai kue di samping bangunan rumah juga sepi, tak satu orang yang tampak menjaga toko itu, seperti hari-hari sebelumnya.
Di halaman rumah terparkir Avanza hitam dengan nomor pelat DD 1025 VK. Di teras rumah terdapat lima kursi kayu warna cokelat.
Menjelang Salat Jumat hingga suara Khatib Jumat sudah terdengar dari beberapa masjid sekitar Jl Hertasning, tak ada yang keluar dari rumah itu.
Usai Salat Jumat, sekitar pukul 13.00 wita, Tribun ke depan rumah Agus lagi. Tak ada yang datang dan keluar dari rumah itu.
Hanya seorang seorang laki-laki yang memakai baju kaos hitam dan sarung hitam yang ditemui Tribun di rumah itu. “Pak Agus pulang kampung. Beliau fokus pada keluarga dulu,” ujar laki-laki itu.
Penjual nasi kuning yang sehari-hari mangkal di depan rumah berlantai satu itu mengaku belum tahu kalau Agus sudah datang.
"Saya tidak tahu itu kalau sudah ada Agus. Sudah lama saya perhatikan, hanya perempuan saja yang tinggal di rumah ini. Kalau ada laki-laki hanya pembantunya saja itu," ujar pria itu.(cr9/ham/ilo/edi)