Pak Kiai Pun Cemburu ke Agus
Mahasiswa dan sivitas akademik Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, juga masih di rumah
Editor: Hendra Gunawan
"Tetaplah semangat, optimis untuk menjalani hidup, masih banyak yang bisa dilakukan," kata Pak Kiai kepada muridnya.
Pertemuan itu berlangsung satu jam. Saat lalu lintas di depan rumah Pak Kiai, Agus dan rekannya dari KPPSI itu, meninggalkan rumah Sang Kiai.
Salah seorang yang ikut menghadiri pertemuan itu, menceritakan pertemuan itu penuh suka cita, haru. "Mata ustad Agus, sampai berair," katanya.
Pak Kiai juga mengingatkan bapak lima anak ini untuk sementara kembali fokus menghidupi keluarga yang ditinggal selama dipenjara 11 tahun.
Pesan yang digambarkan, membuat Agus terenyuh dan terus menatap gurunya, adalah saat Pak Kiai, menceritakan perjuangan mantan aktivis Islam asal Sulsel, Andi Mappetahang (AM) Fatwa, M Yunus Tekeng dan Zubair Bakrie.
AM Fatwa ditahan di Cipinang, Jakarta, di masa awal Orde Baru, karena dituduh terlibat dalam insiden Tanjung Priok.
Sedangkan M Yunus Tekeng dan Zubair Bakrie, ditahan di Makassar dan menjadi tahanan politik, karena dituduh akan mendirikan negara Islam di Sulawesi, Angkatan Muda Sulawesi (AMS).
Yunus Tekeng yang kemudian menjadi ketua Penyelenggara pemilu pascareformasi pertama di tahun 1999-2000 dan Zubair Bakrie, menjadi salah seorang Ketua DPW Partai Bulan Bintang (PBB) di Sulsel. Keduanya sudah almarhum di awal dekade 2000-an.
"Kau harus banyak melihat bagaimana Pak Yunus Tekeng dan Zubair Bakrie itu ditahan karena perjuangan. Mereka akhirnya, kembali berkiprah di masyarakat," ujar Kiai Djamal yang seangkatan dengan dua tokoh pergerakan islam di masa Orde Lama dan Orde Baru di Sulsel itu
Lebih dalam, Pak Kiai, menjelaskan bahwa dirinya iri dengan Agus Dwikarna. "Nak Agus (Dwikarna), saya ini cemburu dengan kau. Melewati masa-masa di penjara, seperti tokoh besar dunia lainnya. Kau pasti lebih banyak waktu beribadah dan mendekatkan diri dengan Tuhan, dan lebih istiqamah dan tawakkal," ujar sang Kiai yang sudah berusia 81 tahun itu.
Mendengar pesan itu, Agus spontan merespon dengan haru. "Alhamdulillah, selama di penjara, saya tambah dekat dengan Allah, Pak Kiai..," kata Agus seperti ditirukan orang yang hadir di pertemuan itu.
Di akhir pesannya, Sang Kiai juga mengingatkan bahwa ketika orang dipenjara, "Kau akan tahu siapa teman sejati siapa yang hanya teman biasa."(ilham arsyam/zil)