Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fenomena 'Air Ajaib' dari Pasemah Air Keruh

Sebagian besar sengaja datang untuk berobat alias menyembuhkan penyakit

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Fenomena 'Air Ajaib' dari Pasemah Air Keruh
Kompas.com
Ilustrasi warga berebut mengambil air ajaib yang dipercaya menyembuhkan berbagai macam penyakit. Air ini muncul dari celah bebatuan ditemukan salah satu warga di Kelurahan Siendeng, Kecamatan Hulonthalangi, Kota Gorontalo. 

TRIBUNNEWS.COM, TEBINGTINGGI - Beberapa minggu terakhir, ratusan warga dari berbagai daerah mendatangi lokasi wisata Suban Air Panas di Desa Penantian, Kecamatan Pasemah Air Keruh (Paiker), Kabupaten Empatlawang. Sebagian besar sengaja datang untuk berobat alias menyembuhkan penyakit.

Menurut warga, penyakit ringan bisa langsung sembuh jika mandi di sana. Ajaibnya, penyakit berat seperti stroke, hanya butuh waktu dua minggu saja. Seperti apa fenomena yang terjadi?

Rabu (1/1/2014), Sriwijaya Post (Tribunnews.com Network) sengaja berkunjung ke lokasi wisata tersebut untuk melihat langsung aktivitas di sana. Lokasi tersebut berjarak sekitar 78 Km dari pusat Kota Tebingtinggi dan sekitar satu Km dari Desa Penantian.

Jalan cor beton proyek PNPM 2013 telah dibangun, meskipun belum sampai ke lokasi pemandian. Pengunjung harus berjalan kaki sekitar 100 meter dari tempat parkir kendaraan yang memang telah disediakan dengan membayar biaya parkir Rp 2.000.

Sungai kecil aliran air panas yang sudah bercampur dengan air dingin itu kini telah disediakan tempat berendam dengan dibuatnya bendungan tradisional menggunakan kepingan papan. Warga terus berdatangan sejak pagi hingga sore hari untuk mandi dan berendam. Selain mandi, ada juga yang membawa pulang air dengan menggunakan jeriken dan lainnya.

Di sekitar lokasi juga terdapat semacam pengumuman yang berisi beberapa larangan. Antara lain, larangan melintasi tempat tertentu yang banyak lumpur panas dengan suhu mencapai 90,8 derajat Celsius. Bahkan disebutkan juga pada bagian hulu mencapai 98 derajat Celsius, sehingga sangat panas.

Pengunjung juga dilarang bicara sembarangan atau berbuat tidak senonoh. karena daerah ini masih dianggap angker. Tempat yang dilarang bagi pengunjung ditandai dengan pagar dari tali plastik warna merah.

Berita Rekomendasi

Hawijah (80), warga Desa Bandaraji, Kecamatan Sikapdalam yang berjalan saja harus dipapah datang ke lokasi pemandian ini untuk berobat. Dia mengaku merasakan sedikit perubahan positif setelah sekali mandi di sana.

"Sudah dua bulan ini badan saya terasa dingin dan kepala sering sakit. Setelah mandi, rasanya sudah mendingan," katanya.

Ditambahkan Suharni, anaknya, selain ibunya, H Baharudin (89), ayahnya, juga terkena stroke ringan. Setelah mandi di Suban Air Panas ini juga sudah berangsur sembuh.

"Ayah terkena stroke ringan, sehingga bicara agak sulit, sekarang sudah ada perubahan. Baru sekali mandi di sini, bicaranya sudah cukup jelas, sehingga bisa dimengerti lawan bicara," terangnya.

Sementara itu, Ensi (40), warga Muara Saling, Kecamatan Saling, Kabupaten Empatlawang mengaku, baru sekali mandi pemandian itu.


"Tangan saya sering nyeri. Ya, dicoba dulu, siapa tahu benar-benar ada khasiatnya dan memang berharap bisa sembuh," harapnya.

Tidak berbeda dengan Ibnu Hajar (60), warga Desa Padangtepong Kecamatan Ulumusi. Dia mengaku baru sekali mandi di situ, karena dia terkena penyakit kulit. Dia tertarik mandi di sana, karena ada warga di desanya yang terkena penyakit belasan tahun sembuh setelah berendam di pemandian itu. Ibnu Hajar pun mengikuti petunjuk cara mandi di situ, yakni setelah berwudu, kemudian mandi atau berendam, selanjutnya meminum airnya barang seteguk.

"Mudah-mudahan sembuh. Yang pasti kita bukan minta dengan penunggu daerah ini. Kita minta tetap kepada Allah SWT, tapi air ini sebagai perantara saja," katanya.

Tak hanya warga Empatlawang yang berbondong-bondong ke sana. Lokasi wisata yang dahulunya jarang dikunjungi warga, kini setiap harinya didatangi ratusan orang, bahkan dari luar Sumsel, seperti Lampung dan Bengkulu.

Berendam Sebelum Subuh
Pemilik lahan yang mengelola Suban Air Panas, Mikron (34) mengatakan, sejak tiga minggu ini lokasi tersebut selalu ramai dikunjungi warga. Awalnya, dia sempat melarang pengunjung melintasi kebunnya, karena bisa merusak. Apalagi sebagian besar dari mereka menggunakan kendaraan. Namun sepertinya masyarakat tidak bisa dicegah. Sempat dibuat pagar, tapi masih diterobos.

Akhirnya Mikron membuat kesepakatan dengan warga yang datang dengan membayar Rp 1.000 per orang sebagai kompensansi kerusakan lahan. Dia juga akan mengelola pemandian dengan membersihkan lokasi aliran air serta membuat bendungan untuk mandi.

"Tiga minggu ini selalu ramai, bahkan ada yang sudah berendam sebelum subuh," jelasnya.

Menurut Mikron, dahulunya lokasi ini sepi dan jarang sekali dikunjungi warga. Namun setelah tersiar kabar ada warga dari Desa Talangpadang, Kecamatan Paiker yang terkena lumpuh akibat stroke sembuh setelah berendam di sini, banyak warga yang datang.

Apalagi setelah mandi ke sini banyak yang sembuh dari penyakitnya. Informasinya menyebar dari mulut ke mulut, sehingga kian hari kian ramai.

"Saya tidak tahu siapa yang memulai. Tapi yang saya dengar, semua ini berawal dari cerita atau pengalaman warga daerah sini," ujarnya. (st2)

Sumber: Sriwijaya Post
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas