Warga Ketagihan Air Ajaib Paiker
Beberapa minggu terakhir, ratusan warga dari berbagai daerah mendatangi lokasi wisata Suban
Editor: Hendra Gunawan
Pengunjung juga dilarang bicara sembarangan atau berbuat tidak senonoh karena daerah ini masih dianggap angker.
Tempat yang dilarang bagi pengunjung ditandai dengan pagar dari tali plastik warna merah.
Hawijah (80), warga Desa Bandaraji, Kecamatan Sikapdalam yang berjalan saja harus dipapah juga datang ke lokasi pemandian ini untuk berobat.
Dia mengaku merasakan sedikit perubahan positif setelah sekali mandi di sana.
"Sudah dua bulan ini badan saya terasa dingin dan kepala sering sakit. Setelah mandi, rasanya sudah mendingan," katanya.
Ditambahkan Suharni, anaknya, selain ibunya, H Baharudin (89), ayahnya, juga terkena stroke ringan. Setelah mandi di Suban Air
Panas ini juga sudah berangsur sembuh.
"Ayah terkena stroke ringan, sehingga bicara agak sulit, sekarang sudah ada perubahan. Baru sekali mandi di sini, bicaranya sudah cukup jelas, sehingga bisa dimengerti lawan bicara," terangnya.
Sementara itu, Ensi (40), warga Muara Saling, Kecamatan Saling, Kabupaten Empatlawang mengaku, baru sekali mandi pemandian itu.
"Tangan saya sering nyeri. Ya, dicoba dulu, siapa tau benar-benar ada khasiatnya dan memang berharap bisa sembuh," harapnya.
Tidak berbeda dengan Ibnu Hajar (60), warga Desa Padangtepong Kecamatan Ulumusi. Dia mengaku baru sekali mandi di situ, karena dirinya terkena penyakit kulit.
Dia tertarik mandi di sana, karena ada warga di desanya yang terkena penyakit belasan tahun sembuh setelah berendam di pemandian itu.
Ibnu Hajar pun mengikuti petunjuk cara mandi di situ, yakni setelah berwudu, kemudian mandi atau berendam, selanjutnya meminum airnya barang seteguk.
"Mudah-mudahan sembuh. Yang pasti kita bukan minta dengan penunggu daerah ini. Kita minta tetap kepada Allah SWT, tapi air
ini sebagai perantara saja," katanya.