Cari Pelaku, Polisi Pelajari Material Bom Rakitan ATM Malang
Kita duga itu bahan campuran yang dimasukan ke dalam bom rakitan tersebut
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepolisian masih mempelajari material bom yang meledak di ATM Mandiri yang berada di Jalan Raya Kertanegara Karang Ploso, Malang, Jawa Timur, Kamis (9/1/2014) dini hari untuk diperbandingkan dengan bom-bom yang sebelumnya pernah ditemukan.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan bahwa pihaknya menemukan beberapa potongan besi yang panjangnya dua sampai lima centi meter.
"Kita duga itu bahan campuran yang dimasukan ke dalam bom rakitan tersebut, jadi bom rakitan seperti apa belum ada gambaran pasti," kata Boy di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (10/1/2014).
Dikatakannya akibat ledakan bom rakitan tersebut, pecahan-pecahannya terlempar hingga 10-15 meter dari titik ledakan.
"Kita pelajari bentuk bom rakitan, ini penting untuk menganalisis terkait peristiwa lainnya di TKP lainnya. Jadi kalau catatan kita pukul 02.07 WIB sebuah kotak hitam diletakan," ungkapnya.
Kepolisian sudah mengambil langkah-langkah terkait peristiwa tersebut dengan melakukan olah TKP dan memeriksa saksi. Dalam CCTV kepolisian sudah bisa mengetahui secara jelas modus yang dilakukan pelaku. Pelaku datang sekitar pukul 02.07 WIB dan meledak pukul 02.15 WIB.
"Itu merupakan informasi yang penting, di dalam tayangan tergambar seseorang meletakan kotak hitam di dalam ruangan itu, kemudian menyulutnya dengan korek api, korek api yang digunakan sehari-hari masyarakat yang digunakan untuk merokok, jadu yang tergambar seperti itu," ungkapnya.
Dalam CCTV tersebut, pelaku tergambar memiliki kurang lebih 163 centi meter, berbadan tegap, dan menggunakan helm warna gelap sehingga sulit mengenali wajahnya.
Kesimpulan sementara polisi, peledakan tersebut bermotif teror, hal tersebut terlihat dari ATM yang dalam keadaan utuh.
"Perbuatan ini bisa dikategorikan sebagai perbuatan teror walau pun masih belum terungkap, tetapi bisa kita kategorikan dalam tindakan-tindakan yang ingin menimbulkan keresahan dalam masyarakat, jadi ada pesan-pesan yang ingin disampaikan jadi kita masih terus lakukan langkah penyelidikan untuk menemukan pelaku," ungkapnya.