Polisi Belum Temukan Unsur Kesengajaan Kasus Terbakarnya Visitor Center Bunaken
Terbakarnya bangunan yang sebagian besar berbahan kayu tersebut dicurigai merupakan lanjutan dari saling klaim lahan di Pantai Liang
Laporan Wartawan Tribun Manado, Alexander Pattyranie
TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Kepolisian Sektor Bunaken belum mendapatkan hasil dari penyelidikan atas penyebab terbakarnya visitor center di Pantai Liang, kawasan utama pariwisata di Pulau Bunaken.
Terbakarnya bangunan yang sebagian besar berbahan kayu tersebut dicurigai merupakan lanjutan dari saling klaim lahan di Pantai Liang. Gedung yang terletak di tengah pusat wisata dilalap jago merah hingga rata tanah pada 5 Januari lalu.
Keseokan harinya, Senin (6/1/2014), tim penyidik dari Polsek Bunaken langsung menangani hal itu. Berdasarkan informasi ditemukan botol bekas minyak tanah di sekitar gedung tersebut.
Namun, menurut Kapolsek Bunaken Iptu Constantein Samuri, kecurigaan bangunan sengaja dibakar belum berdasar. Ia juga membantah bahwa seusai kebakaran ditemukan pecahan botol yang masih berisi minyak.
"Kata siapa barang itu (botol bekas minyak) ada? Kejadian tersebut saat ini masih dalam pengembangan dan belum ada titik terang," tegas Samuri kepada Tribun Manado, Selasa (14/1/2014).
Kejadian ini menjadi tanda tanya besar bagi para warga Bunaken, karena saat kejadian beberapa baliho dan kursi terbuat dari bahan plastik hilang. Maka itu, hasil penyelidikan kepolisian sangat diharapkan oleh pihak Dewan Pengelola Taman Nasional Bunaken (DPTNB).
Kata Direktur Eksekutif DPTNB Boyke Toloh, Wakil Gubernur Sulut Djouhari Kansil yang juga Ketua DPTNB sudah menegaskan akan menuntut pelaku jika bangunan itu memang sengaja dibakar.
"Jika gedung yang terbakar tersebut memiliki unsur kesengajaan, menurut wagub harus dituntut karena perusakan citra dan itu juga tindakan kriminal. Hasil dari polisi mungkin sudah ada tapi ada juga surat Dinas Pariwisata Sulut ke Polda tapi belum di jawab," kata Toloh.
Ia mengatakan, saat bangunan terbakar tidak ada petugas yang berjaga. "Dahulu ada penjaga tapi hanya sampai pada 2008-2009 diganti menjadi pos patroli. Kebetulan kejadiannya hari libur jadi tidak ada orang. Tapi kan biasanya walaupun tidak ada orang tetap aman karena semua jualan pedagang di tempat itu sering ditinggalkan dan tak pernah hilang," ujarnya.
Kata dia, DPTNB akan membahas persoalan itu pada Rabu (15/1) hari ini bersama Asisten III Pemprov Sulut.
"Baru besok (hari ini) mau dirapatkan bersama Asisten III pemprov. Kami sudah pernah turun langsung ke sana pada minggu lalu, yang menangani Dinas Pariwisata Sulut," ujarnya.
"Rencana bangunan tersebut akan dibangun lagi karena dengan adanya tempat informasi itu, sangat penting bagi wisatawan yang datang. Kemungkinan bisa dianggarkan akhir tahun. Sedangkan arsip sebagian besar tidak ada, sudah terbakar, tapi kami tetap akan berusaha dengan informasi yang ada," ujar Toloh.