Pedagang Asongan Bangil Tetap Ingin Kembali Berjualan
"Kemarin kan sudah disepakati, kami boleh berjualan. Kenapa sekarang kami tidak boleh berjualan," kata Ahmad
Laporan Wartawan Surya, Rahadian Bagus P
TRIBUNNEWS.COM,PASURUAN - Meski sudah dilarang dan sempat terjadi bentrok dengan Petugas Polisi Khusus Kereta Api (Polsuska) pada Jumat (17/1) lalu, pedagang asongan stasiun Bangil tetap mencoba masuk ke areal stasiun, dan berjualan.
Namun, para petugas Polsuska dengan petugas kepolisian setempat yang sudah bersiaga, akhirnya menghalau para pedagang asongan dan melarang mereka untuk masuk ke areal stasiun.
Petugas keamanan dan pedagang asongan pun sempat bersitegang. Para pedagang asongan yang berjumlah belasan orang itu berusaha merangsek menuju ke stasiun, begitu melihat sebuah kereta api yang baru tiba.
Namun, beruntung tidak terjadi kontak fisik di antara kedua belah pihak.
"Kemarin kan sudah disepakati, kami boleh berjualan. Kenapa sekarang kami tidak boleh berjualan," kata Ahmad Rifki (28), seorang pedagang asongan, saat ditemui, Sabtu (18/1/2013) siang.
Anggota paguyuban asongan bangil ini menuturkan, pada saat pertemuan antara perwakilan demonstran dengan pihak PT KAI Daop 8, pihak PT KAI mengatakan akan menutup mata dan memberikan kesempatan pedagang asongan untuk berjulan.
Namun, kenyataanya mereka masih tidak diizinkan, halitulah , kata Ahmad, yang mmembuat para pedagang asongan marah.
"Tolong beri kami waktu lima menit saja untuk berjualan,"terang ayah dua orang anak ini.
Beberapa pedagang asongan yang tampak kesal melihat sikap petugas Polsuska, akhirnya mencaci para petugas Polsuska, serta pegawai Stasiun Bangil yang berada di tempat itu. Namun, para petugas tidak terpancing emosi, dan berdiam sambil tetap berjaga.
Sementara itu, Kepala Stasiun Bangil, Supriyanto, mengatakan, apa yang dipahami oleh pedagang asongan adalah salah. Sebab, selama ini pihaknya memang tidak pernah mengizinkan pedagang asongan berjualan, sesuai dengan instruksi Direksi PT KAI Persero, no 2 /LL.006/KA-2012, tertanggal 13 Januari 2012 tentang penertiban pedagang asongan.
"Dari dulu saya tidak pernah mengizinkan. Baik dulu, maupun setelah demo kemarin. Saya sudah sering sosialisasi, komunikasi dengan mereka. Namun, mereka malam memelintir, seolah-olah saya mengizinkan. Saya hanya menjalankan instruksi," kata Supriyanto.
Ia menuturkan, selama ini dirinya hanya menjalankan sesuai dengan instruksi, di tempat ia bekerja. Dia juga tak memiliki kewenangan untuk memberikan izin kepada para pedagang untuk berjualan di stasiun Bangil.
"Manajemen tidak pernah memberikan pilihan kepada kami untuk bisa menawar. Kami tetap akan lanjutkan, apapun resikonya," imbuhnya. (rbp)
Caption : Belasan pedagang asongan bangil yang berusaha menghampiri kereta, dihadang oleh petugas Polsuska.