TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA -- Berbeda dengan Ketua Tim Pengelola Sementara (TPS) Kebun Binatang Surabaya (KBS)  Hadi Prasetyo yang terkesan kalem dan normatif dalam menyikapi polemik di KBS, Ketua Pelaksana Harian TPS KBS Toni Sumampouw memilih bersikap lebih terbuka dan tegas dalam menyikapi permasalahan tersebut.

Tony mengakui bahwa di KBS memang ada brankas berisi uang. Dia juga  memastikan kalau uang di brankas tersebut milik perkumpulan. Namun perkumpulan mana yang memiliki uang di brankas itu, dirinya mengaku tidak tahu.

"Kan ada dua perkumpulkan di KBS yang sama-sama mengklaim sebagai pihak yang memiliki aset di KBS. Saat ini, kasusnya juga sudah masuk ke MA (Mahkamah Agung)," ujarnya, kepada wartawan, Rabu (22/1/2014).

Untuk itu, jika KPK mau langsung turun ke KBS untuk menyelidiki adanya dugaan penyelewengan di KBS, Tony mempersilahkan lembaga anti korupsi untuk mengusut tuntas.

"Mereka (KPK) bisa melakukan pemeriksaan, ada atau tidak kebocoran uang negara. Ini penting, agar semua jelas dan clear,"  tegasnya.

Disinggung terkait adanya dugaan pertukaran satwa yang tidak sesuai aturan, Tony dengan tegas membantahnya. Menurutnya, selama ini proses pertukaran satwa di KBS sudah melalui prosedur yang benar dan mengacu kepada regulasi dan aturan ada. Yakni, setiap satwa dari alam, itu menjadi milik negara. Sehingga negara berhak menentukan, satwa itu akan dititipkan dimana. Apakah di Surabaya, di Bali atau di tempat lainnya.

"Makanya saya tegaskan, kalau ada satwa yang ditukar dengan kendaraan itu sangat tidak benar," imbuhnya.

Jika ada kendaraan baru di KBS, baik mobil maupun motor, Tony menyatakan kendaraan itu merupakan hasil hibah dari perusahaan yang peduli dengan KBS. "Jadi sangat jelas, bukan dari pertukaran satwa" tandasnya. (mujib anwar)