Cuaca Ekstrem, Produksi Rambutan Anjlok
Minimnya produksi rambutan di Ciamis awal tahun ini diduga akibat pengaruh cuaca ekstrem.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, CIAMIS - Minimnya produksi rambutan di Ciamis awal tahun ini diduga akibat pengaruh cuaca ekstrem.
Hal ini membuat para pedagang rambutan yang biasa mangkal di ujung Tanjakan Cibeka Jalan raya Ciamis-Banjar terpaksa mendatangkan buah rambutan dari luar Ciamis seperti dari Subang dan Cilacap.
"Kadang juga dari Banjar dan Lakbok. Seperti rambutan si oray dan dan si batulawang didatangkan dari Banjar," ujar Ny Iyus, salah seorang pedagang rambutan yang jongkonya berada persis di sisi jalan raya Ciamis-Banjar, kepada Tribun, Minggu (2/2).
Dengan makin padatnya arus kendaraan yang lewat jalur selatan via Ciamis menyusul banjir melanda jalur pantai utara Jawa, ternyata mendatangkan berkah tersendiri bagi para pedagang rambutan yang mangkal di ujung tanjakan Cibeka. Banyak pengguna jalan yang mampir membeli buah rambutan. Terlebih kemarin, hari terakhir libur panjang akhir pekan (long weekend) Imlek.
"Pembeli lumayan, tapi stok rambutannya terbatas. Tahun ini musim rambutan lokal Cibeka kurang bagus. Makanya para pedagang terpaksa mendatangkan dari daerah luar," ujar Adang Abeh, Kepala Dusun Cibek.
Adang menambahkan, di blok ujung tanjakan Cibeka tersebut ada enam kios rambutan.
Banyak jenis rambutan yang dijual para pedagang rambutan di ujung tanjakan Cibeka dekat Kantor/ Balai Desa Karangkamulyaan tersebut mulai dari rambutan rapiah, rambutan binjai, lebak bulur, rambutan si oray, si batu lawang hingga rambutan local si munaroh.
"Yang banyak laku memang rambutan rapiah dan rambutan binjai. Harganya juga beda dengan jenis lainnya. Satu ikatnya Rp 15.000. Kalau rambutan si oray, batu lawang maupun lebak bulus Rp 10.000 per ikat," ujar Ny Iyus.
Setiap harinya Ny Iyus bisa menjual 200 ikat rambutan terutama pada hari libur, seperti hari kemarin. (sta)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.