Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mbah Ronggo: Saya Belum Dapat Isyarat Gunung Kelud Bakal Meletus

Warga sekitar Gunung Kelud, Kediri, masih merasa aman dan belum mau mengungsi meski gunung berapi tersebut berstatus "waspada".

zoom-in Mbah Ronggo: Saya Belum Dapat Isyarat Gunung Kelud Bakal Meletus
Surya
Parjito alias Mbah Ronggo, Juru Kunci Gunung Kelud 

Laporan Wartawan Surya Didik Mashudi

TRIBUNNEWS.COM, KEDIRI - Warga sekitar Gunung Kelud, Kediri, Jawa Timur, masih merasa aman dan belum mau mengungsi meski gunung berapi tersebut sudah berstatus "waspada" erupsi.

Rasa tenang warga tersebut, juga disebabkan belum adanya perintah dari sesepuh dan "juru kunci" Gunung Kelud, Mbah Ronggo, untuk mengungsi ke tempat aman.

"Sampai sekarang masih belum ada isyarat apa-apa meski sudah status waspada," kata Mbah Ronggo, Selasa (4/2/2014).

Sesepuh lereng Gunung Kelud itu mengakui, bakal ada isyarat kalau Gunung Kelud meletus. Dia berjanji, kalau sudah ada isyarat akan memberitahu masyarakat.

Bagi Mbah Ronggo, status waspada Gunung Kelud kekinian merupakan kejadian alamiah dan tidak akan berlanjut dengan terjadinya letusan.

Saat terjadi erupsi 2007, Mbah Ronggo pernah meramalkan Gunung Kelud tidak akan meletus. Mbah Ronggo, malahan menolak diajak mengungsi tim Satlak Penanggulangan Bencana Alam.

Berita Rekomendasi

Pendirian Mbah Ronggo itu, memengaruhi sebagian masyarakat yang ikut-ikutan enggan dievakuasi.

Untuk menghindari kejadian yang fatal, akhirnya aparat keamanan melakukan evakuasi paksa Mbah Ronggo ke tempat pengungsian.

"Waktu itu sudah saya sampaikan Gunung Kelud belum waktunya meletus, tapi warga sudah diungsikan," ujarnya.

Dia berharap,masyarakat tetap melakukan aktivitas sehari-harinya karena belum ada tanda-tanda Gunung Kelud akan meletus. Kalau ada sesuatu di Gunung Kelud dia akan mendapat isyarat.

Mbah Ronggo yang punya nama asli Parjito itu mengaku, sudah merasakan beberapa kali letusan Gunung Kelud mulai 1951, 1966, 1990 serta terakhir 2007.

"Letusan 1966 yang paling dahsyat, tapi tidak ada korban jiwanya," ungkapnya.

Demikian pula letusan tahun 1990 juga berlangsung dahsyat, tapi karena terjadi siang hari warga langsung dapat menyelamatkan diri.

Saat letusan tahun 1990, Mbah Ronggo juga mengaku telah mendapat wangsit serta meminta masyarakat mengungsi menghindari dampak letusan.

Sehari-hari,l Mbah Ronggo sering diminta bantuan masyarakat menyelesaikan berbagai persoalan mulai penyakit, gangguan mahkluk halus, serta masalah rumah tangga. Biasanya "pasien" Mbah Ronggo datang sambil membawa rokok dan kembang setaman.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas