Kelud Waspada Namun Panen Durian Tetap Melimpah
Saat ini beberapa komoditas buah hasil perkebunan di sekitar lereng Gunung Kelud mulai memasuki masa panen
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM KEDIRI, — Saat ini beberapa komoditas buah hasil perkebunan di sekitar lereng Gunung Kelud mulai memasuki masa panen. Penjualan buah itu seakan tidak terpengaruh kondisi gunung yang sedang mengalami peningkatan aktivitas itu.
Salah satunya adalah buah durian. Buah yang mempunyai bentuk maupun rasa yang khas ini masih melimpah dan banyak ditemui sepanjang lereng Kelud.
Rumisah (72), seorang pemilik lahan durian sekaligus penjual durian asal Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, menuturkan, panen durian tahun ini tidak berbeda dengan sebelumnya. Seluruh hasil panen kebunnya, ia jual sendiri di depan rumah. Bahkan karena banyaknya permintaan, ia juga membeli durian dengan sistem borong dari para tetangganya.
"Kalau sehari sampai 500 buah lebih," kata Rumisah saat ditemui Kompas.com, Minggu (9/2/2014).
Jenis durian yang dipanen juga beragam seperti durian montong, petruk, lai, serta jenis lainnya. Setiap jenis durian memiliki rasa berbeda. Namun, masing-masing harganya tidak jauh berbeda dari tahun sebelumnya.
Krisis Kelud, menurutnya, belum begitu memengaruhi hasil panen dan penjualan durian. "Kalau harga macam-macam. Ada yang Rp 7.000, Rp 15.000, Rp 20.000. Ada juga yang harga Rp 70.000," ujarnya.
Berbeda dengan Rumisah, Koko, petani durian lainnya mengaku mengalami sedikit kesulitan memasarkan duriannya. Pada musim sebelumnya, kata Koko, dia mengandalkan pembeli yang merupakan para pengunjung wisata Kelud.
"Tapi saat ini wisata ditutup. Akhirnya duriannya dijual keluar dari sini," kata Koko.
Sebelumnya, gunung yang berada di perbatasan tiga kabupaten, yaitu Kediri, Blitar, serta Kabupaten Malang statusnya naik dari normal aktif menjadi waspada sejak Minggu (2/2/2014).