Caleg Narsis Beri Untung Besar Pengusaha Percetakan
Musim kampanye pemilu 2014, membawa berkah tersendiri bagi pemilik usaha percetakan digital.
Laporan Wartawan Surya Sutono
TRIBUNNEWS.COM, JOMBANG - Musim kampanye pemilu 2014, membawa berkah tersendiri bagi pemilik usaha percetakan dengan sistem digital printing (percetakan digital).
Mereka panen order dari para calon anggota legislatif (caleg) "narsis", dan parpol untuk membuat alat peraga kampanye, terutama spanduk dan baliho.
Setidaknya itu diakui Djoni, pemilik percetakan Akas, di Jalan Wahid Hasyim. Dia mengaku order spanduk caleg mulai menunjukkan peningkatan sejak September tahun silam.
"Setiap hari bisa mencetak hingga 250 meter persegi," ujarnya, Selasa (11/2/2014). Padahal, sebelum masa kampanye, mencetak 100 meter persegi setiap hari sudah sangat bagus.
Dengan volume produksi sebesar itu, pemilik percetakan yang sudah merintis usahanya sejak 30 tahun lalu mengaku meraup penghasilan bersih Rp 3 juta setiap hari.
"Itu perolehan dari mencetak banner (spanduk) dan baliho saja. Belum dari stiker," ucapnya. Untuk lebih menarik minat pemesan dan sekaligus memperkuat daya saing, Djoni menggunakan strategi dengan mematok harga promosi.
"Sengaja kami buat lebih tarif murah khusus caleg dan parpol. Dari harga yang semula Rp 15.000 per meter, saya turunkan menjadi Rp 13.000 per meter persegi," ungkapnya.
Menurutnya, dengan strategi ini kalau dihitung secara detail dalam arti dihitung per biji, keuntungan sebenarnya jadi berkurang.
Namun, kata dia, ini bisa ditutup dengan jumlah pesanan yang lebih banyak. Dan ujung-ujungnya, menaikkan keuntungan secara keseluruhan.
Menurut Djoni, mayoritas pemesan dari caleg, dengan ukuran spanduk rata-rata 1 x 1,5 meter.
"Meskipun ukuran tak terlalu besar, namun karena jumlahnya sampai ratusan buah, penghasilan kami juga meningkat," kata Djoni.
Selain spanduk, atribut kampanye yang cukup banyak dipesan adalah stiker dan kalender.
"Yang ini harganya relatif murah. Ada juga yang memesan baliho besar, namun jarang. Biasanya calon anggota DPD dan pengurus parpol," tambahnya.
Sedangkan kualitas bahan yang digunakan untuk pembuatan banner dan baliho adalah vinyl KW2.
"Bahan ini yang umum digunakan. Selain harganya paling murah, sifatnya sementara waktu, hanya sampai pemilu. Bukan permanen," ujar Djoni.
Tapi Djoni berkisah, omzet yang didapat pemilu sekarang lebih kecil ketimbang pemilu lima tahun silam.
"Maklum sekarang pelaku usaha percetakan juga jauh lebih banyak. Jadi banyak saingan," kata Djoni.
Affairur Ramadlan salah satu caleg mengaku memilih memesan spanduk caleg dengan sistem digital printing karena selain cepat jadi, juga lebih awet ketimbang spanduk dengan bahan kain dan cetak sablon.
"Memang harganya sedikit lebih mahal, tapi lebih awet karena bahannya dari plastik," kata Ramadlan, yang caleg Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.