Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penipuan Lewat Telepon Marak di Malang

Wati bercerita beberapa polisi baru saja meneleponnya

zoom-in Penipuan Lewat Telepon Marak di Malang
Ilustrasi penipuan 

TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Ny Wati, sebut saja demikian, warga Perumahan Blimbing Permai datang ke Polsek Blimbing, Senin (10/2/2014) sambil menangis tersedu.

Kepada polisi, Wati mengaku baru saja dihubungi 'polisi dari Polda Jawa Timur', yang mengabarkan anaknya ditangkap karena kasus narkotika. Saking sedihnya, Wati sampai sulit untuk ngomong. Petugas piket di sentra pelayanan masyarakat Polsek Blimbing, kemudian memberikan segelas air mineral. Sejenak setelah minum, Wati lebih tenang.

Masih sambil terisak, Wati bercerita beberapa polisi baru saja meneleponnya. Bukan saja menangkap, mereka mengaku akan membunuh anaknya jika tidak kooperatif.

“Ini saya sudah pegang pisau, mau saya bunuh anak ibu,” ujar Wati menirukan suara di telepon.

Yang semakin membuat Wati panik, di seberang terdengar suara mirip anaknya. Suara tersebut menangis seperti disiksa. Dia juga minta tolong agar Wati melepaskan dari para polisi tersebut.

Untuk memastikan, Wati menghubungi nomor telepon anaknya. Ternyata nomor tersebut tidak bisa tersambung. Wati yang tidak tega anaknya disiksa, kemudian meminta anaknya dilepaskan.

Para polisi tersebut meminta tebusan Rp 25 juta. Dalam keadaan panik, Wati bergegas ke mesin ATM.

BERITA REKOMENDASI

"Saya mulai curiga, karena nomor rekening yang diberikan selalu berubah. Saya akhirnya memilih minta tolong ke kantor polisi,” ucap istri pegawai Kantor Imigrasi ini.

Dengan tenang, seorang polisi meminta nomor telepon anaknya. Sebentar kemudian telepon terhubung. Wati merasa lega, setelah bisa berbincang dengan anaknya. Wati berusaha bersikap tenang, dan tidak menceritakan apa yang sudah terjadi.

“Ya sudah, nanti mama ceritakan setelah sampai rumah,” katanya.

Menurut Kapolsek Blimbing, AKP Agus Guntoro, pihaknya sudah menerima laporan serupa sebanyak empat kali.

"Sudah ada empat yang mengalami nasib serupa. Semua mengaku ditelepon dengan logat seperti dari Indonesia Timur,” ungkap Agus.

Agus menambahkan, pelaku mempunyai modus yang selalu sama. Mengaku dari polisi, dan baru saja menankap anak korban karena terjerat narkoba. Hebatnya, ada yang pandai berakting dengan menyerupai anak calon korbannya.

Selain itu, pelaku bisa membuat koneksi telepon korban dan anaknya tidak bisa terhubung. Karena itu Agus mengimbau agar masyarakat waspada. Jangan pernah sekali-kali percaya dengan telepon orang asing, yang mengaku sebagai polisi.

"Sebaiknya dicek dulu, apakah benar anaknya ditangkap. Apalagi jika ada permintaan uang dengan alasan, untuk membebaskan dari jerat hukum,” pungkasnya.(David Yohanes)

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas