Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tukang Ojek Bertitel Sarjana Hukum Ini Jadi Caleg Bermodal Rp 6 Juta

Menjadi legislator, biasanya identik dengan orang-orang yang berkantong tebal.

zoom-in Tukang Ojek Bertitel Sarjana Hukum Ini Jadi Caleg Bermodal Rp 6 Juta
KOMPAS.com / IRA RACHMAWATI
Agus saat membagikan stiker pada pengguna jalan di wiayah Muncar 

TRIBUNNEWS.COM, BANYUWANGI - Menjadi legislator, biasanya identik dengan orang-orang yang berkantong tebal.

Namun, tidak untuk Agus Maido (39), warga asal Kecamatan Muncar yang berprofesi sebagai tukang ojek di simpang tiga Sono Kabupaten Banyuwangi.

Dia percaya diri maju menjadi calon anggota DPRD Banyuwangi dari Partai Nasdem, untuk dapil 3 wilayah Muncar, Srono, Cluring dan Tegaldlimo. Kepada

Agus, Rabu (12/012/2014), mengaku modalnya tidak lebih dari Rp 6 juta.

"Rp 3 juta tabungan pribadi untuk mencetak proposal yang berisi visi dan misi saya, serta berisi data pribadi serta membuat kartu nama dengan cara difotokopi. Terus juga ada iuran dari teman-teman dan sudara saya ada sekitar Rp 2 juta lebih sedikit," ungkapnya.

Lelaki yang mempunyai nama lengkap Agus Bambang Tribawono ini mengaku, memilih menggunakan nama belakang Maido yang diambil dari nama ayahnya yang berprofesi sebagai nelayan.

"Latar belakang keluarga sebagai nelayan menjadi alasan terkuat saya untuk maju sebagai caleg. Ada dua hal yang nanti akan saya perjuangkan yaitu bantuan jaring dan juga asuransi bagi nelayan, mengingat saya asli Muncar yang sebagian besar warganya berprofesi sebagai nelayan," cetusnya.

Berita Rekomendasi

Dia tidak mempunyai modal yang banyak, Agus berkampanye dengan berjalan kaki dari satu rumah ke rumah yang lain. Sesekali dia berhenti di pinggir jalan untuk membagikan kartu nama dan juga stiker atas namanya.

"Mau bikin baliho enggak ada dana, jadi saya memutuskan untuk mendatangi satu per satu rumah dengan jalan kaki. Saya punya target satu hari mendatangi 200 rumah. Saat ini saya sudah mengunjungi delapan desa," kata ayah tiga anak tersebut.

Biasanya, dia melakukan sosialisasi mulai jam 8 pagi sampau jam 2 siang, dan sore dia kembali ke profesinya sebagai tukang ojek.

Agus mengaku penghasilannya setiap bulan antara Rp 500 ribu-Rp 700 ribu.

"Walaupun bergelar sarjana hukum, saya tidak malu bekerja sebagai tukang ojek. Pekerjaan ini halal kan? Jadi saya tahu langsung kehidupan orang-orang kecil karena setiap hari saya kan bergaul dengan mereka," kata lulusan Fakultas Hukum Universitas Kanjuruhan Malang tersebut.

Pengalaman Agus dalam berorganisasi terbilang banyak, mulai menjadi anggota Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia, lembaga bantuan hukum serta aktif di beberapa sejumlah organisasi lain di kampungnya, termasuk relawan bencana alam.

Dia juga pernah aktif berpolitik di Partai Bintang Reformasi pada tahun 2004 lalu dan sempat menjadi Sekretaris DPAC Partai Demokrat. Sejak tahun 2013, dia masuk ke Partai Nasdem.

"Sempat saya mau nyaleg dari partai lain tapi disuruh bayar, ya akhirnya saya milih partai saya yang sekarang. Saya kan enggak punya banyak modal. Malah di sini saya dibantu untuk cetak stiker," tambahnya.

Walaupun bermodal minim, Agus optimistis dia akan terpilih menjadi legislator dan duduk di gedung dewan.

"Saya akan menjadi wakil yang amanah ketika saya terpilih terutama bagi kaum nelayan jika saya terpilih," tegasnya.

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas