Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wabah Pecah Kongsi Kepala Daerah Menjalar ke Surabaya

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menjadi lakon dalam drama politik bernama pengisian kursi wakil wali kota.

zoom-in Wabah Pecah Kongsi Kepala Daerah Menjalar ke Surabaya
Warta Kota/Henry Lopulalan
Walikota Surabaya, Tri Rismaharini 

Laporan Wartawan Surya Titis Jati Permata

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menjadi lakon dalam drama politik bernama pengisian kursi wakil wali kota.

Ia tidak muncul dalam pelantikan wakilnya, Wishnu Sakti Buana oleh Gubernur Soekarwo, 24 Januari lalu.

Tidak ada yang tahu di mana wali kota perempuan itu berada.

'Hilangnya' Risma ini menguatkan spekulasi politik; Risma tetap tidak mau menerima Wishnu yang telah resmi mengisi kursi yang ditinggalkan Bambang DH tersebut.

Apalagi sebelum menghilang, mantan Kepala Bappeko Surabaya ini, secara tegas menyatakan terpilihnya mantan wakil ketua DPRD tersebut tidak prosedural.

Hingga sepekan pelantikan berlalu, Risma tetap tidak bertemu Wishnu, yang notabene pernah ikut melakukan gerakan memakzulkan Risma dari kursi wali kota tahun 2011 silam.

Berita Rekomendasi

Meski belum bertemu Wishnu, Risma sudah  muncul ke publik. Tepatnya di Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) Kalijudan, 30 Januari.

Di sini Risma buka suara seputar alasan penyebab dirinya tidak muncul di pelantikan.

Ia mengaku sedang sakit dan harus beristirahat sesuai anjuran dokter.

"Saya khawatir nanti Pak Wishnu ketularan. Saya kan jadi nggak enak," tuturnya.

Tidak jelas penyakit menular yang dimaksudnya. Namun sebelumnya staf Risma menyatakan, Wali Kota Risma sakit tenggorokan.

Apapun penyakitnya, yang  pasti, Risma tidak takut penyakitnya itu menulari para penghuni Liponsos yang dikunjunginya.

Situasi baru mencair lima hari pasca-kunjungan Liponsos. Risma mau bertemu dengan Wishnu tanggal 5 Februari.

Inilah pertemuan pertama sekaligus rekonsiliasi. Terlalu cepat memang menyebut pertemuan ini sebagai akhir konflik di puncak kekuasaan Kota Pahlawan.

Sebab konflik Risma itu punya akar panjang, dengan wakil wali kota Bambang DH dan PDIP selaku partai pengusung.

Wishnu Sakti buru-buru membantah adanya konflik. Menurut  Wishnu, panas dingin peristiwa politik yang mengiringi pemilihan hingga pelantikannya, hanyalah sebuah dinamika politik.

Ia menyatakan tidak pernah ada konflik dengan Risma.

"Dari awal memang tidak ada apa-apa. Hanya media saja yang membesar-besarkannya. Saya dan Bu Risma juga heran kenapa sampai diberitakan aneh-aneh," bantah Wishnu.

Wishnu menambahkan, selama sepekan berdinas, ia merasa mendapatkan pembagian peran dari Risma.

"Semuanya berjalan lancar kok. Saya bekerja sesuai dengan yang diamanatkan (wali kota) kepada saya," tandas putra almarhum Sucipto, tokoh senior PDIP itu.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas