Ratusan Ribu Ikan di Kulonprogo Mati karena Hujan Abu Kelud
Ratusan ribu benih ikan di Kulonprogro mati, karena terkena hujan abu vulkanik akibat erupsi Gunung Kelud.
Laporan Wartawan Tribun Jogja Singgih Wahyu Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, KULONPROGO - Ratusan ribu benih ikan di Kulonprogro mati, karena terkena hujan abu vulkanik akibat erupsi Gunung Kelud.
Benih ikan yang mati itu, terutama benih ikan gumare dan lele. Keadaan ini, mengancam ketersediaan stok ikan konsumsi untuk beberapa bulan ke depan.
Menurut Ketua Forum Silaturahmi Pokdakan (FSP) Kulonprogo Trunojoyo, Wagiran, tebalnya abu vulkanik mengandung belerang membuat ikan tidak berdaya.
Karena prosesnya cepat, petani tidak bisa melakukan penanganan dan semua benih terlanjur mati.
Sementara ini, dari data yang dimilikinya, sebanyak 105 ribu ekor benih ikan yang dikelola pokdakan Trunojoyo, Desa Triharjo, Wates, mati akibat hujan abu vulkanik tersebut.
"Jumlah itu mencakup benih ikan dan gurame berukuran 4-7 cm. Ribuan ekor mati karena kena abu vulkanik," ujarnya, Selasa (18/2/2014).
Dia mengaku, belum memiliki data resmi berapa nilai kerugian dari musibah ini. Namun dipastikan, nilainya akan besar mengigat di seluruh wilayah Kulonprogo ada ribuan kolam ikan.
Kondisi ini, kata dia, akan berpengaruh terhadap stok ikan konsumsi untuk 2-3 bulan ke depan.
Selama ini, benih banyak didatangkan dari luar kota, antara lain dari wilayah Jawa Timur dan Boyolali yang juga terimbas abu vulkanik Gunung Kelud tersebut.
Kepala Bidang Perikanan Budidaya, Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan (Dinas Kepenak) Kulonprogo Eko Purwanto mengaku, pihaknya masih melakukan pendataan lapangan.
Namun, dari laporan sementara, banyak benih ikan yang mati karena daya tahan yang rendah.
Selain benih, hujan abu menurutnya juga bisa berpengaruh terhadap stok cacing sutra untuk pakan ikan.
Dimungkinkan panen cacing tersebut juga akan mengalami kemunduran. "Pembudidaya kami imbau untu membuat pakan alternatif," tuturnya.