Sholeh, Juru Parkir yang Berharap Menang Pemilu Pakai 'Suara Gratisan'
Kantong boleh tak berisi uang, tapi hati harus tetap penuh terisi semangat, itulah prinsip Mochamad Sholeh.
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Kantong boleh tak berisi uang, tapi hati harus tetap penuh terisi semangat, itulah prinsip yang selalu dipatrikan oleh Mochamad Sholeh, warga Kota Surabaya, Jawa Timur.
Sholeh yang sehari-hari jualan kopi di warung itu, kini terdaftar menjadi calon anggota legislatif (caleg) Partai Golongan Karya untuk DPRD Kota Surabaya.
Selain berjualan kopi, Sholeh menjadi juru parkir di sekolah swasta yang tak jauh dari rumahnya. Terkadang, Sholeh juga menyambi menjadi kuli bangunan.
"Hampir semua pekerjaan kasar saja jalani, yang penting halal. Saya sekarang ingin memperbaiki nasib orang-orang seperti saya ini, melalui jalur politik," ujar Sholeh, ditemui Surya di warungnya, di Jl Kalikepiting, Selasa (4/3/2014).
Bapak satu anak itu, tergugah setelah melihat sendiri realitas 16 tahun pascareformasi bergulir, tidak ada perubahan yang menggembirakan terutama bagi kaum pinggiran seperti dirinya.
"Saya terenyuh kalau lihat ada orang miskin seperti saya yang ditolak rumah sakit," kaya Sholeh.
Pernah suatu ketika, Sholeh disambati tetangganya yang kesulitan mengambil ijazah putrinya. Masalahnya klasik, orang tua siswi itu tidak memiliki uang dan punya utang di sekolah.
Tetangganya itu sudah sempat minta tolong anggota DPRD. Tapi wakil rakyat yang dulu dipilihnya itu cuek. "Kalau ingat itu, saya nelongso mas," tuturnya.
Sholeh yakin, di tengah pesta demokrasi yang mata duitan ini, masih ada masyarakat yang berhati tulus.
Mereka memberikan suara dengan secara gratisan karena merasa cocok dengan sang caleg. Bukan memberikan suara dengan cara menjualnya. (ben/idl/why/dim/st36)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.