Juanda Pasok Detonator untuk Bom di NTT
Jaringan pengiriman handak detonator ke Kota Maumere, Kabupaten Sikka, terbongkar.
Laporan Wartawan Pos Kupang, Aris Ninu
TRIBUNNEWS.COM, MAUMERE - Jaringan pengiriman bahan peledak (handak) berupa detonator ke Kota Maumere, Kabupaten Sikka, dari Buton, Sulawesi Tenggara (Sulteng) dibongkar aparat Polres Sikka, Kamis (6/3/2014).
Pembongkaran sindikat handak yang dipimpin Wakapolres Sikka Komisaris Indra Wijatmiko, berhasil mengamankan 108 detonator sebagai pemicu ledakan jika telah dirakit di dalam botol yang bagian dalamnya dimasukkan pupuk urea matahari.
Pemasokan handak ke Maumere selama dilakukan bandar bernama Juanda, warga Dusun Waturia, Desa Kolisia, Kecamatan Magepanda, Sikka. Dia sering memesan dan menerima handak dari Buton.
Juanda melakukan transaksi handak dengan cara berpura-pura memancing di laut di sekitar Pantai Waturia.
Saat itu dia menerima paket kiriman handak yang dipakai untuk bom ikan di perairan Sikka selama ini.
Juanda yang ditangkap saat pengungkapan kasus ini telah dibawa ke Mapolres Sikka untuk dimintai keterangan atas temuan handak di rumahnya di Dusun Waturia, Desa Kolisia.
Juanda yang ditemui wartawan di Mapolres Sikka, Kamis (6/3/2014) siang mengakui perbuatannya. Namun, dia belum berterus terang kepada siapa handak berupa detonator ini dipesan.
Apakah dijual kepada nelayan di Sikka atau kepada nelayan lain di Flores. Juanda menjelaskan, handak tersebut dipesan untuk digunakan sendiri.
Tapi, keterangan Juanda dimentahkan polisi karena dia sebagai bandar yang sering memesan barang tersebut lalu dijual kepada nelayan di Sikka.
"Saya pakai sendiri. Saya pakai untuk bom ikan saat saya mencari ikan menggunakan sampan saya di perairan Sikka setiap hari. Detonator yang saya pesan ini satu paket Rp 2 juta berisi 100 detonator. Saya merapat di Waturia, kami melakukan transaksi di laut," tutur Juanda.
Dijelaskannya, detonator yang dikirim dari Buton dibawa ke rumahnya untuk dipakai melaut menggunakan sampan. "Hasil tangkap ikan pakai bom saya jual di Pasar Alok pagi hari," papar Juanda.
Siang itu, aparat Polres Sikka membawa Juanda di Aula Mapolres Sikka untuk menghitung barang bukti detonator yang ditemukan di rumahnya.
Hasil perhitungan ada 108 detonator. Seratus detonator dibeli tahun 2013 dan delapan detonator dibeli eceran dengan harga Rp 75 ribu satu detonator.
Semua detonator telah dirancang untuk digunakan hanya dengan memasukan pupuk urea merk matahri ke dalam botol krating daeng atau fanta setelah detonator dipasang di bagian lubang botol.
Jika mau diledakkan sumbu di bagian atasnya dibakar langsung meledak. Polisi juga menunjukkan satu jeriken ukuran 10 liter berisikan pupuk urea matahari yang dipakai merakit bom untuk menangkap ikan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.