Disperindag: Produk Kelapa dan Perikanan Fokus untuk Ekspor
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulawesi Utara (Sulut) pada 2014 akan mengfokuskan pengembangan dari turunan kelapa dan perikanan
Editor: Budi Prasetyo
Laporan Wartawan Tribun Manado Herviansyah
TRIBUNNEWS.COM , MANADO-Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulawesi Utara (Sulut) pada 2014 akan mengfokuskan pengembangan dari turunan kelapa dan perikanan. Hal ini terkait dengan hilirisasi komoditi unggulan agar mendapatkan nilai yang lebih tinggi lagi.
Demikian dikatakan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulawesi Utara (Sulut) Olvie Atteng, Selasa (18/3/2014). "Dengan demikian diharapkan nantinya ada peningkatan devisa dari hilirisasi terbut," ujarnya.
Atteng menambahkan, sebab jika ekspor yang dilakukan hanya bahan mentah atau setengah jadi, maka nilainya tidak terlalu tinggi, namun jika diolah lagi, menjadi produk turunannya, nilai dari komoditi tersebut akan meningkat. Terlebih jika sudah diberi kemasan menarik, hal tersebut bisa meningkatkan nilainya. "Nama Sulut pun bisa semakin dikenal, jika kemasannya diberi label," ungkapnya.
Hal tersebut seperti negara-negara lain yang lebih dulu melakukannya, ekspor komoditinya meningkat, karena tidak lagi bahan mentah lagi yang diekspor, melainkan produk turunannya. "Oleh karena itu, Sulut harus bergerak untuk melakukan hilirisasi komoditi unggulan," katanya.
Kabid Perdagangan Luar Negeri Disperindag Sulut Feby Karambut mengungkapkan ekspor turunan kelapa yang telah dilakukan dari produk kelapa seperti kopra, bungkil kelapa, tepung kelapa dan lain-lain. Sedangkan untuk perikanan seperti ikan beku, ikan kaleng dan ikan kayu keberbagai negara di dunia.
Nilai ekspor Sulut pada 2013 mencapai USD 868.809.792.16. Dengan volume 1.049.504 ton. Dengan berbagai produk unggulan seperti minyak goreng sawit, minyak kelapa kasar, minyak goreng kelapa, ikan kaleng, ikan beku, bungkil kopra, biji pala, ikan kayu, tepung kelapa, bungkil sawit.
"Saat ini kami berusaha meningkatkan ekspor, baik dari nilai dan volume, agar cadangan devisa semakin meningkat. Terlebih kualitas komoditi dari Sulut cukup tinggi, dan telah diterima oleh berbagai negara," katanya. (erv)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.