Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Warga Lereng Gunung Kelud Gelar Sesaji Tolak Bala

Tepat sebulan lebih enam hari meletusnya gunung Kelud, warga tiga desa melakukan ritual.

zoom-in Warga Lereng Gunung Kelud Gelar Sesaji Tolak Bala
surya/imam taufik
Mbah Tumirah pasang sesajen 

Laporan Wartawan Surya Imam Taufiq

TRIBUNNEWS.COM, BLITAR - Meski kondisi Gunung Kelud sudah dinyatakan aman, sebagian warga yang tinggal di lereng gunung itu masih memercayai peristiwa mistik yang bakal terjadi.

Tepat sebulan lebih enam hari meletusnya gunung itu, Kamis (20/3/2014) siang, warga tiga desa melakukan ritual.




Selain buat keselamatan atau tolak bala, juga mengantisipasi munculnya lahar dingin. Sebab, ada keyakinan dari sebagian orang tua yang ada di tiga desa itu, tepat selapan atau sebulan setelah meletusnya Gunung Kelud, biasanya muncul lahar dingin.

Nah, kalau perhitungan kalender Jawa, tepat sebulannya adalah malam Jumat Wage. Sebab, gunung itu meletus sebulan lalu juga pada malam Jumat Wage atau Kamis (13/3/2014) malam.

Sesaji itu, dilakukan warga yang tinggal di tiga desa, yakni, Desa Tamba'an, Desa Sukosewu, dan Desa Sukoreno, semuanya Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar.

Ritual itu, bukan dilakukan di tengah lapangan atau di sudut kampungnya, melainkan di rumah warga yang memercayainya.

BERITA TERKAIT

Warga, meletakkan ketupat dan takir plontang di atas pintu rumahnya. Isinya, bukan lontong melainkan daun delinggu, bawang putih, garam, jahe, dan kunyit. Sedang takir plontang itu berisi kembang telon, satu telur ayam kampung, uang receh, dan sesendok beras, dan kluwek.

Seperti yang dilakukan nenek Watemi (75), warga Desa Tamba'an RT 03/RW 04. Tepat habis Dhuhur, di atas pintu di rumahnya dipasang sesaji.

"Nggak sembarang masang. Ada mantra, dan waktunya juga ditentukan. Untuk memasang ini harus habis Zuhur. Sebab, hitungan Jawa, kalau sudah habis Zuhur dan harinya Kamis, itu berarti sudah masuk hitungan hari Jumat," ujarnya.

Menurutnya, orang-orang tua dulu khawatir, bila tak buat sesaji. Sebab, seperti meletusnya Gunung Kelud pada 1990 lalu, juga diikuti munculnya lahar dingin sebulan kemudian.

"Saat itu, desa kami diterjang lahar dingin sehingga banyak rumah yang rusak. Makanya, nasihat orang tua dulu, tepat sebulan setelah Gunung Kelud meletus, agar membuat sesaji," ungkapnya.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas