PNS Pemkab Semarang Galang Rp 2,5 Juta untuk Satinah
Pemkab Semarang mulai menggalang donasi untuk membantu kekurangan diyat bagi hukuman pancung yang menanti tenaga kerja Indonesia, Satinah.
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM.SEMARANG - Pemerintah Kabupaten Semarang mulai bergerak menggalang donasi untuk membantu kekurangan diyat (uang pengganti) bagi hukuman pancung yang menanti tenaga kerja Indonesia, Satinah.
Penggalangan dana tahap awal ini dilaksanakan Selasa (25/3/2014) pagi, di lingkungan kantor Bupati Semarang, Jalan Diponegoro, Ungaran.
Tiga staf Humas Pemkab Semarang menyambangi tiap-tiap ruangan di Gedung Setda Pemkab Semarang dengan membawa kardus bertuliskan "Peduli TKW Satinah".
Mereka menerima partisipasi langsung, mulai dari kepala bagian hingga para staf yang tengah beraktivitas di dalam kantor.
Salah seorang staf di bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Kabupaten Semarang, Lilis Setyawati, mengaku ikut menyumbang karena merasa prihatin dengan nasib salah satu warga Kabupaten Semarang itu.
"Supaya bisa membantu ibu Satinah, meringankan bebannya meskipun hanya sedikit. kami juga turut mendoakan supaya bu Satinah bisa selamat," kata Lilis.
Kabag Humas Pemkab Semarang, Heru Subroto mengatakan, penggalangan donasi hari pertama ini menindaklanjuti surat edaran Sekretaris Daerah Kabupaten Semarang untuk berpartisipasi dalam membantu pemenuhan diyat Satinah.
Menurut dia, penggalangan donasi ini masih akan dilaksankan beberapa hari lagi di lingkungan Setda Kabupaten Semarang.
"Ini baru tahap awal, karena kebetulan ada beberapa staf yang tengah melaksanakan kegiatan di luar kantor dan mereka belum ikut berpartisipasi. Diharapkan mereka akan berpartisipasi pada hari berikutnya,” kata dia.
Pada hari pertama ini telah terkumpul Rp 2.570.000. Namun jumlah itu baru donasi dari staf di lingkungan Setda Kabupaten Semarang saja. Aksi yang sama akan dilaksanakan di lingkungan kantor lain, sehingga jumlah donasi yang terkumpul akan terus bertambah.
Nantinya hasil dari penggalangan dana dari para staf Setda Kabupaten Semarang ini akan disalurkan untuk membantu donasi yang diupayakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Sementara itu Bupati Semarang, Mundjirin yang memantau langsung kegiatan itu mengaku telah meminta pihak- pihak di luar kantor pemerintahan untuk melakukan upaya yang sama.
Menurut Bupati, persoalan Satinah ini berpangkal pada pemenuhan diyat yang diminta ahli waris mantan majikan Satinah, di Arab Saudi. jika kekurangan diyat tersebut dapat terpenuhi sebenarnya tidak ada masalah lagi.
Namun yang pertimbangan pemerintah, persoalan semacam ini tak hanya dialami Satinah saja dan masih ada TKW lain yang menghadapi persoalan hukum yang sama. "Meski demikian upaya untuk meloloskan Satinah dari eksekusi mati juga terus diupayakan, baik melalui jalur diplomasi maupun penggalangan donasi untuk membantu kekurangan diyat," ujar Mundjirin.
“Semoga ada petunjuk yang dapat membawa kebaikan bagi keluarga Satinah,” kata dia.