Putri Satinah Berharap Masih Bisa Berkumpul dengan Sang Ibu
Keluarga Satinah hanya bisa berharap adanya uluran tangan dari pemerintah dan para donatur untuk segera menutup kekurangan uang diyat.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, UNGARAN - Putri tunggal tenaga kerja wanita (TKW), Satinah, yakni Nur Afriana (20), berangkat ke Jakarta untuk menggalang bantuan bersama pamannya Paeri Al Feri, dari Dusun Mrunten, Desa Kalisidi, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Senin (24/3/2014) siang.
Naik pesawat udara melalui Bandara Internasional Ahmad Yani, Semarang, keduanya berencana ingin menemui Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono dan para anggota DPR RI terkait kasus yang dialami Satinah. Keluarga Satinah berharap SBY sebagai orang nomor satu di Indonesia bisa membantu untuk menyelamatkan Satinah dari hukuman pancung yang akan dilaksanakan pengadilan di Arab Saudi pada 3 April 2014 mendatang.
Keluarga Satinah hanya bisa berharap adanya uluran tangan dari pemerintah dan para donatur untuk segera menutup kekurangan uang diyat sebesar Rp 9 miliar dari jumlah total Rp 21 miliar yang diminta oleh keluarga eks-majikan Satinah. Pemerintah menyebut diyat yang diminta Rp 25 miliar.
"Kami berangkat ke Jakarta untuk wawancara di stasiun TV di Jakarta. Selain itu bertemu DPR dan Presiden meminta bantuan untuk kekurangan uang diyat. Harapan kami Presiden dan DPR bisa membantu keluarga saya, sehingga masalah yang dialami ibu bisa segera teratasi, " kata Nur Afriana.
Nur mengaku sedih, dia tak bisa berbuat banyak selain terus berdoa dan berharap. Dia menuturkan, sudah delapan tahun ini Nur tak pernah bertatap muka langsung dengan ibunya.
Di sela aktivitas bekerja di kantor BP2TKI Jawa Tengah, Nur mengaku terus dibayangi rasa ketakutan akan kehilangan seorang ibu. Di mata Nur, Satinah adalah sosok ibu yang bertanggungjawab terhadap keluarga.
"Saya kangen sama ibu. Saya ingin ibu hidup bersama kami lagi," ujarnya.
Menurut Nur Afriana, ibunya baru-baru ini sempat mengirim sepucuk surat dan menitipkan sebuah jepit rambut untuk dirinya. Surat dan jepit ramput itu, kata Nur, dititipkan Satinah melalui rekan kerja sesama TKW untuk diberikan kepada anak semata wayangnya ini.
"Ibu menyampaikan rasa terimakasih kepada keluarga atas semua kebaikan dan rasa cinta keluarga yang sudah dilakukan kepadanya. Ibu juga mengatakan saat ini dalam keadaan sehat dan merasa lebih tenang dalam menghadapi cobaan ini. Ibu juga mengatakan sangat senang melihat foto saya dan ibu berharap masih bisa bertemu," katanya.
Sementara itu Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah Kabupaten Semarang, Budi Kristiono, mengatakan pihaknya mulai menggalang dana untuk Satinah dari seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang ada di lingkungan Pemkab Semarang.
Surat yang ditujukan kepada semua kepala dinas untuk penggalangan dana juga sudah dikirimkan. Selain menggalang dana dari jajaran PNS, pemkab juga akan menggandeng Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kabupaten Semarang untuk menggalang dana dari sejumlah perusahaan.
"Kami juga meminta tolong kepada Apindo agar mengumpulkan dana dari semua buruh yang ada di Kabupaten Semarang. Surat imbauan ke Apindo dikirim hari ini, " kata Budi, Senin. (put/tribunnews/mal)