TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Direktur Utama RSUP Hasan Sadikin, dr Bayu Wahyudi, setelah ada laporan kehilangan bayi, pihaknya langsung meminta semua akses masuk ditutup dan melihat hasil rekaman CCTV.

"Pengamanan di lingkungan runah sakit sudah kami maksimalkan. Dan kami menyesal di tengah pengamanan  yang sudah ketat ini terjadi hal yang sangat tidak diinginkan," katanya di RSHS, Rabu (26/3/2014).

Penculik itu, terdeteksi di CCTV dengan ciri-ciri memakai jas putih seperti layaknya dokter, berkacamata pelat hitam, berkerudung, kulit muka hitam manis dan sedikit gemuk.

Penculik tersebut, lolos dari pengawasan petugas hingga berhasil membawa kabur bayi itu.

Pelaku, bisa bebas berkeliaran mengenakan jas atau jaket putih layaknya dokter serta sejumlah mahasiswi Stikes yang berjaga pada malam kejadian.

Terkait hal itu, dr Bayu mengatakan ada kartu identitas khusus bagi dokter, perawat, karyawan maupun yang magang.

Pihaknya juga memberlakukan ketat untuk jam besuk. RSHS memang menerima mahasiswi kesehatan untuk magang di rumah sakit tersebut.

Bayu menyebutkan, bahwa jalan keluar dari peristiwa ini harus menjadi tanggung jawab bersama. Pihak rumah sakit berharap peristiwa ini tidak lagi terulang ke depannya.

"Ini tanggung jawab bersama dan kami juga memerlukan bantuan dari berbagai pihak sehingga kasus ini segera terungkap dan bayi dapat dikembalikan kepada orang tuanya," ujarnya.

Menurut Direktur Umum dan Operasional RSUP Hasan Sadikin, Edi Sampurno, dari hasil rekaman CCTV, pelaku sebelum menjalankan aksinya terlihat mondar-mandir.

Dari rekaman terakhir, pelaku diduga keluar melalui pintu gerbang rumah sakit di Jalan Pasteur.

"Ada beberapa pintu keluar masuk di rumah sakit ini. Kemungkinan dilihat dari CCTV, orang ini keluar ke arah Pasteur," katanya. (tif)