Massa Panah dan Bakar Kantor KPU Sumba Barat Daya
Setelah turun dari mobil, massa langsung melempar batu ke arah kantor KPU SBD.
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, TAMBOLAKA--Tigabelas hari menjelang pelaksanaan pemilu legislatif (Pileg), 9 April 2014, gedung Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) dibakar massa, Jumat (28/3/2014) sore.
Logistik Pileg, termasuk surat suara DPD, DPR RI, DPRD propinsi dan DPRD kabupaten yang sudah dilipat dan dipak-pak, ludes terbakar. Polisi mengamankan sekitar 100 orang warga.
Api tidak cepat menjalar karena logistik dalam kondisi tertumpuk. Meski demikian, aparat keamanan dan warga tidak berani masuk untuk menyelamatkan barang-barang, termasuk logistik, karena massa menaruh beberapa bom molotov di dalam ruangan.
Upaya pemadaman api menggunakan mobil water canon milik Polres Sumba Barat. Beberapa mobil tangki, termasuk milik Dinas Pekerjaan Umum, juga dikerahkan, namun tidak cukup membantu karena kehabisan air. Tidak ada sumber air di dekat lokasi kejadian. Hingga pukul 18.00 Wita, api belum berhasil dipadamkan. Terdengar beberapa kali bunyi ledakan, yang diduga bom molotof.
Setelah membakar, massa bergerak pulang dengan menumpang dua unit truk, masing-masing dengan nomor polisi L 9092 UP dan B 9214 GYU. Saat itu, polisi mencegat dan mengamankan 100 warga di markas Polsektif Loura untuk dimintai keterangan.
Beberapa saksi mata menjelaskan, awal kejadian sekitar pukul 14.30 Wita. Setelah turun dari mobil, massa langsung melempar batu ke arah kantor KPU SBD. Kaca pintu dan jendela pecah. Bersamaan dengan itu warga merangsek masuk dan menyiram bensin kemudian menyulut dengan api.
"Awalnya kami sudah menghalau mereka, tapi karena jumlah mereka banyak, apalagi di tangan mereka ada anak panah dan parang sehingga kami memilih mengamankan diri," ujar seorang polisi saat ditemui di halaman kantor KPU SBD.
Massa yang melakukan pembakaran, sebelumnya melakukan aksi di gedung DPRD SBD. Mereka hadir untuk ikut menyaksikan rapat dengar pendapat yang digelar DPRD SBD bersama komisioner KPU NTT.
Adapun agendanya mendengar penjelasan KPU NTT tentang pemberhentian lima komisioner KPU SBD serta keputusan menerbitkan surat penegasan pengangkatan pasangan Markus Dairo Talu-Dara Tanggu Kaha (MDT-DT) sebagai Bupati dan Wakil Bupati SBD terpilih.
Meski KPU NTT tidak hadir, rapat tetap digelar, dipimpin Ketua DPRD SBD, Yosep Malo Lende, dihadiri 11 anggota Dewan. Lima belas orang perwakilan rakyat juga ikut hadir dalam rapat tersebut.
Rapat yang dimulai pukul 12.00 Wita berlangsung aman. Pukul 14.00 massa membubarkan diri. Aparat keamanan pun memilih pulang. Entah kenapa, dua dari tujuh truk yang mengangkut massa bergerak menuju Kantor KPU SBD. Perusakan dan pembakaran kantor pun terjadi.
Sekretaris KPU SBD, Ignas Dodok, mengatakan, saat kejadian dia ada di rumahnya karena jam kantor sudah selesai. "Semua logistik belum kami distribusikan karena memang belum waktunya. Logistik terkonsentrasi di Kantor KPU SBD. Saya belum bisa memastikan apa-apa saja yang selamat," ujar Ignas.