Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Warga Jalan Daendels Sebar Selebaran Tolak Bandara di Kulonprogo

Warga sebar selebaran berisi permintaan dukungan menolak pembangunan bandara di Kulonprogo Minggu (30/3/2014).

zoom-in Warga Jalan Daendels Sebar Selebaran Tolak Bandara di Kulonprogo
Tribun Jogja/Singgih Wahyu
Warga pedukuhan Sidorejo, Desa Glagah, Kecamatan Temon, saling berkumpul dan duduk-duduk di jalan pedukuhan setempat, Rabu (8/1/2014). Karena diadang warga, tim P2B2 urung memasang patok batas lahan bandara di wilayah tersebut. 

Laporan Wartawan Tribun Jogja Singgih Wahyu Nugraha

TRIBUNNEWS.COM, KULONPROGO - Selebaran berisi permintaan dukungan menolak pembangunan bandara di Kulonprogo, dibagikan kelompok Wahana Tri Tunggal (WTT), Minggu (30/3/2014).

Selebaran tersebut, diberikan kepada warga yang melintas di Jalan Daendels, wilayah Desa Palihan, Temon, Kulonprogro, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Hal ini, dilakukan WTT untuk memperluas dukungan terhadap aksi penolakan rencana pembangunan bandara yang dikhawatirkan menggusur warga dari tanahnya.

Aksi pembagian selebaran itu, dilakukan warga WTT di tiga titik, yakni Pedukuhan Kragon, Sidorejo dan Macanan.

Warga berdiri memenuhi separuh bidang jalan, dan membentangkan spanduk penolakan bandara. Mereka menghentikan sejenak kendaraan yang melintas.

Lantas, mereka memberikan selebaran yang berisi kalimat "Mohon Dukungan Penolakan Rencana Pembangunan Bandara, Tanah Leluhur Untuk Lapangan Kerja Warga Setempat Maupun Luar Daerah (WTT)".

Berita Rekomendasi

Humas WTT Martono mengatakan, aksi diikuti oleh sekitar 300 orang yang terbagi dalam tiga titik. Aksi tersebut, menurutnya sebagai cara untuk member informasi pada lingkup masyarakat lebih luas terkait sikap keberatan warga atas rencana pembangunan bandara.

"Kami ingin memberitahu dunia luar bahwa kami menolak tanpa syarat. Biar masyarakat lain tahu betapa semangatnya warga WTT untuk mempertahankan tanah kelahirannya," kata dia.

Martono mengatakan, perjuangan WTT saat ini juga sudah mendapat dukungan dari beberapa pihak, semisal Paguyuban Petani Lahan Pantai (PPLP) Kulonprogo dan juga kalangan mahasiswa yang tergabung dalam kelompok Sekolah Bersama (Sekber) Yogyakarta.

"Buat apa punya uang kalau kami tidak punya tanah? Kami akan terus berjuang sampai titik darah penghabisan," imbuhnya.

Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas