TRIBUNNEWS.COM, BATURAJA - Polres Ogan Komering Ulu (OKU) kembali melakukan razia rutin, Rabu (2/4/2014) malam. Kali ini Razia yang dipimpin langsung Kapolres OKU, AKBP Mulyadi Sik MH, berbeda dari sebelumnya. Jika biasanya hanya memeriksa kelengkapan berkendara, senjata tajam (sajam) dan narkoba, kali ini, polisi juga merazia uang para pengendara dengan menggunakan alat deteksi uang.

Petugas memeriksa per lembar uang milik warga. Baik pecahan Rp 100 ribu maupun Rp 50 ribu. Hasil dari razia, petugas tidak mendapatkan uang palsu. Namun, hanya menilang beberapa kendaraan.

"Razia ini untuk mencegah peredaran uang palsu di OKU. Saat ini, kami dari Polres dan jajaran Polsek sudah dilengkapi alat deteksi uang. Sehingga, kami bisa lebih mudah memeriksa keaslian uang yang diperiksa," kata Kapolres OKU, AKBP Mulyadi SIk MH saat memimpin razia.

Menurut Kapolres, memalsukan uang bisa diancam pidana 15 tahun penjara.

"Barang siapa meniru atau memalsu mata uang atau kertas yang dikeluarkan oleh negara atau bank. Dengan maksud untuk mengedarkan atau menyuruh mengedarkan mata uang atau uang kertas itu sebagai asli, diancam dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun," katanya.

Selain merazia kendaraan dan uang palsu, petugas juga melakukan razia ke beberapa kos-kosan yang ada di sekitar perguruan tinggi terkemuka di Baturaja. Pada kos-kosan yang rata-rata dihuni mahasiswa itu, polisi tidak menemukan pasangan mesum dan uang palsu.

Hanya saja, polisi menemukan alat kontrasepsi kondom dari salah satu pria yang sedang bertandang di kosan pacarnya. Tapi, dia dan sang pacar membantah berbuat mesum di kosan tersebut.

"Untuk jaga-jaga saja pak. Saya tidak melakukan apa-apa di sini. Hanya main saja. Itu. Kondom ini hanya untuk simpenan saja," katanya.