Suara Gemuruh Setelah Adzan Magrib
Tidak seperti biasanya, hujan sore disertai angin kencang saat dan sebelum kejadian yang menimpa KA Malabar
Editor: Rachmat Hidayat
Laporan Wartawan Tribunnews, Abraham Utama
TRIBUNNEWS.COM, TASIKMALAYA - Hujan lebat mengguyur Kampung Terung, Desa Mekarsari, Desa Mekarsari, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (4/4/2014) kemarin. Tidak seperti biasanya, hujan sore disertai angin kencang saat dan sebelum kejadian yang menimpa KA Malabar .
Lima belas jemaah Masjid Riyadul Jamah sedang beribadah salat Magrib ketika suara gemuruh tiba-tiba menggelegar seperti geledek. Para lelaki seketika itu mendekati sumber suara. Kondisi jalan tanah licin, menanjak, dan gelap tanpa lampu.
Setelah mendaki sekitar 200 meter, warga menemukan lokomotif dan dua gerbong depan KA Malabar anjlok dan amblas ke jurang. Mereka menemukan dua pria dan satu perempuan tewas.
Korban meninggal dunia dan sebagian kecil penumpang yang selamat diungsikan warga ke madrasah yang jaraknya kira-kira 400 meter dari tempat kejadian.
"Penumpang lain berjalan menyusuri rel kembali menuju Stasiun Ciawi bersama petugas," ujar Ustad Jajang, seorang pengurus masjid.
Menurutnya warga Desa Mekarsari sudah terbiasa dengan peristiwa seperti ini. Awal tahun 1990-an kecelakaan kereta api juga pernah terjadi di sebuah jembatan di Desa Dirgahayu yang berjarak kurang lebih dua kilometer dari desa ini.