Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Merinding Melihat Daftar Antrean Panjang TKI Menunggu Dipancung

Kisah penyelamatan nyawa dua tenaga kerja Indonesia (TKI) menjadi berita besar di pekan pertama April ini.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Merinding Melihat Daftar Antrean Panjang TKI Menunggu Dipancung
Tribunnews/Herudin
Aktivis organisasi buruh dan lembaga non pemerintah serta warga melakukan aksi bebaskan Satinah, tenaga kerja wanita yang terancam hukuman mati di Arab Saudi, di bundaran HI, Jakarta Pusat, Selasa (1/4/2014). Aksi yang diisi dengan menyalakan lilin dan doa bersama ini untuk mendesak pemerintah Indonesia membebaskan Satinah serta 265 buruh migran Indonesia yang terancam hukuman mati. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Kisah penyelamatan nyawa dua tenaga kerja Indonesia (TKI) menjadi berita besar di pekan pertama April ini.

Kisah pertama tentang Satinah yang akhirnya lolos dari huikuman pancung di Arab Saudi.

Penyelamatan warga Ungaran Barat, Semarang, ini  sempat me¬ngaduk-aduk emosi dan keprihatinan besar.

Solidaritas penggalangan dana muncul dimana-mana untuk membantu pembayaran uang diyat (uang ganti hukuman) yang mencapai 7 juta real atau setara Rp 21 miliar.

Tepat  di hari terakhir deadline, 3 April lalu, uang tebusan itu diserahkan kepada keluarga korban, mantan majikan yang tewas di tangan Satinah.

Hari itu juga, Satinah dinyatakan bebas dari hukuman pancung.

Empat hari kemudian, giliran Wilfrida Soik, TKI asal Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berhasil di selamatkan dari hukuman mati, Senin (7/4/2014).

Berita Rekomendasi

Bedanya, penyelamatan Wilfrida tidak sampai menimbulkan gerakan pengumpulan dana keprihatinan.

Penyelamatan Wilfrida dilakukan melalui tarung tim pengacara di pengadilan.

Sukses penyelamatan Satinah dan Wilfrida itu disambut senyum keluarga dan jutaan masyarakat, terutama mereka yang ikut menggalang berbagai aksi solidaritas.

Kabar lolosnya Satinah dan Wilfrida juga disambut senang para keluarga TKI lain, yang masih berjuang untuk bisa lolos dari pancung dan vonis mati.

Mereka berharap saudara dan orangtua mereka yang kini menghuni penjara-penjara di negeri seberang bisa selamat dari hukuman pancung.

“Kami selalu merinding saat ingat adik (yang divonis pancung),” tutur Siti Halimah, warga Desa  Martajasah, Bangkalan, saat Surya bersilaturrahmi ke rumahnya, Selasa (8/4/2014) kemarin.

Siti Halimah lalu bercerita tentang adiknya, Siti Zainab yang terancam pancung di Arab Saudi karena kasus pembunuhan majikan.

Satu-satunya jalan lolos hanyalah menunggu ampunan dari keluarga korban dan membayar diyat, sesuai dengan angka yang diminta pihak keluarga korban.  (idl/ben/st32)

Tags:
Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas