Kalau Hujan, Mungkin Kami Tidak Bisa Ikut Ujian Nasional
Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) di beberapa daerah di Kabupaten Muba tidak semuanya berjalan lancar.
Editor: Yulis Sulistyawan
Laporan Wartawan Sriwijaya Post, Candra Okta Della
TRIBUNNEWS.COM, SEKAYU - Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) di beberapa daerah di Kabupaten Muba tidak semuanya berjalan lancar. Ada beberapa siswa hampir telat mengikuti UN dikarenakan jalan Desa Air Putih Ulu menuju Desa Sialang Agung Kecamatan Plakat Tinggi rusak parah dan dipenuhi lumpur. Akibatnya, sebagian siswa kesulitan menuju ke sekolahan.
Fadil, salah satu siswa mengaku dirinya hampir saja terlambat ke sekolah karena terpaksa harus melewati jalan yang dipenuhi lumpur tersebut, Senin (14/4/2014).
Pantauan Sripoku.com (grup Tribunnews.com), jalan penghubung antara Desa Air Putih Ulu dan Desa Sialang Agung Kecamatan Plakat Tinggi tersebut telah lama tidak ada perbaikan dari Pemerintah Kabupaten Muba (Musi Banyuasin).
Ditambah dengan hujan yang cukup lebat beberapa minggu terakhir mengakibatkan jalan tersebut sangat sulit untuk dilalui. Jalan masih tanah merah yang apabila hujan akan lengket tersebut menyebabkan puluhan siswa yang akan berangkat ke Sekolah terhambat, karena jalan tersebut sulit untuk dilalui baik menggunakan kendaraan roda dua maupun pejalan kaki.
Fadil yang tiap harinya melintasi jalan tanah kuning berlumpur itu mengatakan kondisi jalan penghubung ke desa lain itu tiap hari semakin rusak saja, apalagi musim penghujan jalan seperti kubangan kerbau.
"Hari ini kami masih beruntung pak semalam tidak hujan jadi jalan tidak begitu licin, sehingga pakaian sekolah kami tidak kotor," tegas siswa kelas 3 SMA ini.
Dia mengaku jika hujan, biasanya pakaian dan sepatu mereka akan kotor semua karena melewati jalan licin dan berlumpur itu, sehingga mereka sering diejek teman-teman sekolah seolah-olah kami ini sekolah dari tempat yang terisolir.
“Beruntung semalam tidak hujan pak, jika hujan mungkin saja kami tidak dapat mengikuti UN,” ungkapnya.
Senada dikatakan Wati, setiap pergi sekolah dirinya dan siswi lainnya biasanya selalu dibonceng teman atau keluarga yang mengendari sepeda motor ke sekolah, ketika melewati jalan rusak licin dan berlumpur darinya terpaksa turun dari motor harus berjalan kaki di bawah batang pohon karet, kalau tidak mau kotor semua pakaian kami, cuma sepatu dan kaos kaki saja yang kotor.
Dengan keadaan seperti itu, Wati berharaqp Pemkab Muba dapat memberikan perhatian kepada jalan merah yang berlumpur tersebut, karena dengan akses yang makin baik roda perekonomian akan juga semakin maju, dan siswa yang ingin sekolah tidak terhambat.
“Saya berharap dengan ini Pemkab Muba mau mengerti keadaan kami yang setiap hari melalui jalan yang rusak parah itu,” ujarnya
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.