Bupati Kendal: Ujian Nasional Harusnya Dihapus
Bupati Kendal Jawa Tengah Widya Kandi Susanti menilai, Ujian Nasional (UN) 2014 sebagai penjajah di dunia pendidikan.
TRIBUNNEWS.COM, KENDAL - Bupati Kendal Jawa Tengah Widya Kandi Susanti menilai, Ujian Nasional (UN) 2014 sebagai penjajah di dunia pendidikan.
Karenanya, dia meminta pemerintah pusat, khususnya Menteri Pendidikan M Nuh, agar menghapus UN.
"Saya berharap pemerintah pusat melalui menteri pendidikan bisa menghapus UN," tuturnya, Rabu (23/4/2014).
"Zaman dulu, tidak ada UN, tapi kualitas siswa yang lulus tidak kalah," tambahnya kemudian.
Menurut Widya, dengan adanya UN, siswa, baik yang unggul secara akademis maupun tidak, menjadi takut, waswas, dan menjadi stres. Pasalnya, mereka takut tidak lulus dalam UN tersebut.
"Ada lho, siswa pintar yang tidak lulus UN sehingga mereka takut dan stres," kata Widya Kandi, Rabu (23/4/2014).
Untuk menghilangkan ketakutan dan stres tersebut kemudian siswa beramai-ramai istigasah atau doa bersama.
Mereka juga belajar hingga larut malam. Akibatnya, lanjut Widya, kesehatan para siswa menjadi tidak baik dan siswa tidak bisa mengerjakan soal dengan baik.
Menurut Widya, kemampuan siswa belajar rata-rata dua jam. Selebihnya, otak siswa tersebut tidak bisa menangkap apa yang telah dibaca.
"Anak saya kemarin juga ikut UN. Saya melihat dia seperti tertekan. Belajar hingga larut malam," tambahnya.
Selain itu, Widya juga meminta kepada polisi supaya tidak ikut masuk sekolah saat ada UN karena justru membuat siswa bertambah takut dan stres. Polisi, lanjutnya, cukup mengawal soal UN ke sekolah, kemudian kembali lagi ke kantor atau gudang soal UN disimpan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.