Pengalihan Program Beras Miskin ke Beras Daerah di Jogja Terancam Mundur
Sedianya, peralihan raskin menjadi rasda itu akan dilakukan pada Mei mendatang
Editor: Sugiyarto
Laporan Reporter Tribun Jogja, Singgih Wahyu Nugraha
TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Gabungan Kelompok Tani (gapoktan) di Kulonprogo sejauh ini baru sanggup menyetorkan 60 % kebutuhan beras miskin di Badan Urusan Logistik (Bulog) Subdiv Regional IV DIY dalam program beras miskin.
Akibatnya, rencana peralihan raskin menjadi beras daerah (rasda) terancam mundur.
Sedianya, peralihan raskin menjadi rasda itu akan dilakukan pada Mei mendatang.
Namun, hingga 24 April, gapoktan baru bisa menyediakan sebanyak 385 ton beras dari total kebutuhan 645 ton beras untuk rumah tangga sasaran (RTS) program raskin tersebut.
Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kulonprogo, Bambang Tri Budi Harsono, hal itu terjadi karena gapoktan kesulitan dalam tahap pengeringan gabah sehinga stok beras untuk Rasda menjadi terhambat.
Hingga kini Gapoktan belum memiliki alat pengering yang memadai.
“Kami sudah usulkan pengadaan alat pengering untuk gapoktan melalui APBD Perubahan. Juni nanti kemungkinan sudah dibahas,” ujar Bambang di sela peninjauan ke Gudang Bulog di Sogan, Wates, Kamis (24/4/2014).
Pihaknya tetap optimistis bahwa gapoktan bisa segera memenuhi kekurangan setoran tersebut mengingat batas akhir pengadaan beras oleh gapoktan berlangsung hingga akhir April.
Targenyat, dari 645 ton mampu terpenuhi 75-80 persennya dalam beberapa hair ke depan.
“Harapan kami, pengadaan beras dari Arpil ini bisa didistribusikan pada Mei besok. Sehingga, beras yang diterima masyarakat dari Bulog dalam kondisi bagus, tidak bau dan rasanya enak,” kata dia. (Tribunjogja.com)