TRIBUNNEWS.COM, TAKENGON - Puluhan hektare kebun rakyat di Desa Bergang, Kecamatan Ketol, Aceh Tengah, rusak berat akibat diserbu belasan gajah liar.

Peristiwa yang terjadi pada Rabu (23/4/2014) tersebut, kontan membuat warga desa tersebut merasa resah. Mereka, hingga Jumat (25/4/2014) juga masih takut untuk pergi ke kebun.

Mereka takut menjadi sasaran amuk gajah yang diperkirakan berjumlah belasan ekor. Alhasil, tanaman warga yang sudah rusak kini masih terbengkalai.

Kabid Perlindungan Hutan Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Disbuthun) Aceh Tengah Zulfandiara Gayo mengatakan, kawanan binatang berbadan besar itu sudah ada sejak Selasa (22/4) malam.

Dia memperkirakan, jumlahnya sekitar 15 ekor, termasuk anak-anak gajah yang dibawa serta induknya untuk mencari makanan di kebun warga.

Dia mengungkapkan, kawanan gajah itu diperkirakan juga akan memasuki kampung, karena hanya berjarak sekitar 200 meter dari pemukiman. Tetapi, seusai merusak kebun kopi, coklat, pinang dan tanaman muda, mamalia besar itu langsung menghilang.

Sebelumnya, kata Gayo, warga langsung melapor ke petugas Pamhut. Tapi, seusai diperiksa di lokasi kejadian, bintang yang dilindungi itu sudah menjauh dari pemukiman warga.

Dia menambahkan, untuk memastikan tidak lagi ada gajah di area kebun warga, petugas Dinas Kehutanan beserta Pamhut dan dua anggota Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh Tengah tetap memantau.

Ia mengatakan, pihaknya masuk ke kawasan hutan sejauh 500 meter dari kebun warga dan menemukan kotoran dan bekas kaki gajah dengan arah ke Gunung Goh, Bireuen.

"Diperkirakan, kawanan gajah belum keluar dari Kecamatan Ketol," kata Irwansyah, salah seorang anggota Pospolhut Kehutanan Totor Ayun, Ketol.

Petugas yang berjumlah 15 orang, terus berupaya mengetahui keberadaan kawanan gajah itu. Namun, posisi gajah belum juga diketahui.

"Kami hanya ingin memastikan, apakah gajah itu masih di Aceh Tengah atau sudah menjauh,"  tandasnya. (gun)