Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mark Up Suara Caleg DPR RI di Lampung Terbongkar

Sejumlah saksi partai politik membongkar dugaan kecurangan di setiap tingkatan penyelenggara pemilu

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Mark Up Suara Caleg DPR RI di Lampung Terbongkar
Warta Kota/henry lopulalan

Laporan Wartawan Tribun Lampung, Beni Yulianto

TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG - Dugaan kecurangan dalam pelaksanaan pemilu legislatif (pileg) 2014 di Lampung terakumulasi di Gedung Pusiban saat pleno rekapitulasi hasil penghitungan surat suara tingkat KPU Provinsi Lampung, Kamis (24/4/2014) malam.

Sejumlah saksi partai politik membongkar dugaan kecurangan di setiap tingkatan penyelenggara pemilu. KPU Lampung akhirnya memutuskan untuk membuka tiga kotak suara di tiga kabupaten, yakni Lampung Barat, Tulangbawang, dan Pesisir Barat.

Hal ini dilakukan karena banyaknya perbedaan data rekapitulasi antara saksi dengan KPU. Ada pula temuan Bawaslu Lampung tentang indikasi kecurangan di tiga kabupaten tersebut. Akhirnya kotak suara dibuka untuk mencocokkan data, sesuai rekomendasi dari Bawaslu Lampung.

Sebelum kotak dibuka pukul 21.40 WIB atas rekomendasi Bawaslu Lampung, beberapa saksi parpol menolak keputusan tersebut. Ada pula saksi yang meminta agar diberikan waktu untuk menyelesaikan persoalan ini tanpa membuka kotak suara.

Saksi dari Partai Golkar, Asep Yani, merupakan salah satu yang menolak kotak suara dibuka. Ia menilai polemik dugaan penggelembungan suara antarcaleg mestinya bisa selesai secara internal parpol.

Sementara itu, caleg DPR RI dari daerah pemilihan (dapil) Lampung I Dwie Aroem Hadiatie, menilai pihaknya sudah menduga ada "permainan kotor" yang dilakukan caleg. Karena itu, ia mengaku tidak heran ada suara caleg yang menyusut ketika kotak suara dibuka.

Berita Rekomendasi

"Pembukaan kotak ini bisa jadi sample (contoh) kalau ada kecurangan. Ini bisa jadi alasan untuk langkah selanjutnya, memang ini yang kita harapkan (kotak suara dibuka). Kami sudah berulang kali kroscek data C1, dan ada dugaan kecurangan yang dilakukan salah satu caleg," jelas Aroem.

Aroem mengatakan, jika memang ada caleg berniat menebar uang untuk mendapatkan suara, seharusnya dilakukan saat masa sosialisasi, bukan usai pemilihan. "Karena berdasarkan C1, ada perbedaan suara cukup jauh di rekap desa dan kecamatan. Makanya kami ngotot minta hitung ulang," paparnya.

Pantauan Tribun, saat kotak suara KPU Lampung Barat dibuka, ada perbedaan signifikan perolehan suara caleg DPR RI dapil Lampung I Partai Golkar nomor urut 6, yakni M Reza Pahlevi. Seperti di Kecamatan Batu Ketulis, Reza semula mendapat 21 suara, tapi anehnya bisa melonjak menjadi 346 suara.

Di Kecamatan Balik Bukit, Lambar, juga terjadi perubahan suara dua caleg Golkar untuk DPR RI. Suara Reza melonjak drastis, semula 69 suara tapi tercatat mendulang 844 suara. Sebaliknya, caleg nomor urut 4 Irsanudin Sagala kehilangan suara, dari 69 tapi cuma tersisa 4 suara.

Penggelembungan suara Reza lainnya terjadi di Kecamatan Sukau, Lambar, dari 39 menjadi 530 suara; di Kecamatan Krui Selatan dari 6 suara menjadi 116 suara, Kecamatan Pesisir Tengah dari 49 suara menjadi 281 suara.

"Contoh hasil rekapan di empat kecamatan yang dibacakan ini, sesuai dengan apa yang kami rekap," kata Aroem melalui ponselnya.

Melonjaknya perolehan suara Reza Pahlevi di Lampung Barat, memicu suasana riuh di Gedung Pusiban. Sejumlah saksi yang semula tidak menyimak perbedaan suara Partai Golkar di Lampung Barat, akhirnya antusias memerhatikan proses "naik-turun" suara caleg-caleg Golkar.

Sumber: Tribun Lampung
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas