23 Gajah Liar Kembali Serbu Warga Aceh Tengah
Sebanyak 23 ekor gajah liar kembali menyerang kawasan Kecamatan Ketol, Aceh Tengah, Senin (28/4/2014).
TRIBUNNEWS.COM, TAKENGON - Sebanyak 23 ekor gajah liar kembali menyerang kawasan Kecamatan Ketol, Aceh Tengah, Senin (28/4/2014). Kawanan gajah itu persisnya menyerbu Desa Karang Ampar.
Sedikitnya dua hektare sawah rusak, tetapi tidak ada korban jiwa. Tanaman cabai warga dari enam kepala keluarga (KK) juga dirusak, saat gajah melintas untuk memakan tanaman padi yang sedang menguning.
Sebelumnya, puluhan hektare kebun warga di Desa Bergang, juga di Kecamatan Ketol dirusak belasan ekor gajah.
Serangan terbaru binatang berbadan besar itu hanya berjarak 5 kilometer dari Bergang, sehingga upaya pengusiran sebelumnya dinilai tidak membuahkan hasil.
Menurut informasi yang terhimpun, jumlah gajah mencapai 23 ekor termasuk anak gajah dan tiga gajah paling besar.
Gajah tersebut, sebelumnya sempat menjauh dari Bergang, ternyata kembali menuju kawasan Karang Ampar.
Sekretaris Desa Karang Ampar Hamdan mengungkapkan, dirinya menyaksikan sendiri 23 ekor gajah sedang merusak dua hektare padi dan beberapa lahan cabe milik enam KK.
Disebutkan, gajah sudah ada sejak Minggu (27/4) malam sekira pukul 21.00 WIB. Kawanan gajah datang pada malam hari dan kembali ke hutan saat pagi dan warga merasa khawatir, gajah ini mengamuk dan masuk pemukiman warga.
Pasalnya, di kawasan kebun cabai dan padi sekitar dua kilometer dari pemukiman, ada enam KK yang menginap untuk mengolah lahan perkebunan.
Sekdes Hamdan mengaku hampir menjadi korban karena dia menginap di gubuk di kebunnya, bersama istrinya.
"Karena lelah, kami tak sadar gajah telah mengepung gubuk," katanya. Dia menyatakan gubuk tak dirusak gajah, kecuali berkeliling memakan rumput di sekitar gubuk.
Karena warga lain mengetahui Hamdan tidur di gubuk, salah satu "orang pintar" bernama Aman Tria bersama Kurnadi menjemputnya pada Senin (28/4) tengah malam sekitar pukul 01.00 WIB.
Dengan membaca sedikit mantera "Ooooy Abang Kul, Osah Kami Dene, Enti Ganggu Kami" yang artinya "Hai Abang Kul (sebutan bagi gajah) beri kami jalan, jangan ganggu kami", Tarina langsung melintas di tengah kerumunan gajah dan menyelamatkan Hamdan. (gun)