TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Sejumlah penggiat seni budaya Sunda menggelar ruwatan terhadap anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) terpilih Oni Suwarman, Kamis (22/5).

Kegiatan yang dilakukan di Gedung Indonesia Mengugat (GIM), Jalan Perintis Kemerdekaan, Kota Bandung, ini menampilkan beragam kesenian.

Oni, yang mengenakan pakaian khas Sunda, duduk sambil menundukkan kepala saat dua orang memakai topeng menari di hadapannya. Sesekali pula mulutnya tampak seperti mengucapkan sesuatu layaknya orang yang sedang berdoa.

Abah Nanu Muda, seorang pegiat seni Sunda, mengatakan, ruwatan ini dilakukan sebagai ungkapan seniman yang melepas anggota Oni Suwarman untuk melaju ke gedung dewan di Senayan.

"Ruwatan ini semacam pelantikan untuk Oni dari sisi kesenian dan budaya. Kalau yang formalnya, nanti di Senayan. Jadi, di sini cuma pelepasan dari para seniman. Kami merasa sayang terhadap Oni," ujarnya kepada wartawan, Kamis (22/5).

Selain prosesi ruwatan yang dilakukan para pegiat seni terhadap Oni, tampak pula seniman Tisna Sanjaya yang menunjukkan keahliannya melukis dengan menyemprotkan air dari selang ke kanvas berukuran besar.

Ogi, rekan seperjuangan Oni di grup lawak SOS, mengaku merasa bangga dengan terpilihnya Oni sebagai anggota DPD.

"Bangga itu pasti karena dia bisa mendapatkan suara terbanyak, bahkan di Indonesia. Ini menunjukkan bahwa seorang seniman itu bisa berbuat banyak," katanya.

Sebagai sahabat, Ogi berpesan agar Oni dapat berbuat banyak untuk masyarakat umumnya warga Jawa Barat.

Sebagai budayawan, kata Ogi, adanya Oni di kursi dewan membuat ia percaya bahwa budaya, khususnya budaya Sunda, akan lebih berkembang lagi ke depannya.

"Dia itu bisa disebut seniman atau budayawan. Dia sangat sayang dengan kebudayaan dan kesenian. Kesenian bisa berkembang itu harus ada sistem di atas dan Oni sekarang sudah ada di sana (Senayan)," katanya.

Para seniman berharap, Oni dapat memperjuangkan apa yang menjadi tujuan Oni terhadap kesenian dan budaya. Nanu juga berharap agar Oni bisa memperjuangkan kesejahteraan seniman.

"Pesan saya kepada Oni agar tetap beramanah dalam meningkatkan kesejahteraan seniman, masyarakat. Ia juga harus beramanah dalam meningkatkan ajian seni, ajian masyarakat serta nilai moral," ujarnya Nanu.

Oni tidak menyangka adanya prosesi ruwatan yang dilakukan para pegiat seni kepadanya. Ia kaget mendapat perhatian dari rekan-rekannya sesama seniman.

"Saya tidak tahu asalnya. Malah saya yang diundang ke sini untuk diruwat. Mungkin itu tanda mereka sayang terhadap saya," ujar Oni.

Ruwatan ini, kata Oni, merupakan pendorong agar harapan rekannya sesama pegiat seni dapat terwujud.

"Dengan ruwatan ini senantiasa hati saya dan orang-orang di sekeliling saya bisa menyelamatkan untuk terhindar dari perbuatan-perbuatan korupsi dan sebagainya. Ruwatan juga kan sebagai doa," katanya. (cr1)