TRIBUNNEWS.COM,SURABAYA - Dimajukannya rencana penutupan lokalisasi Dolly dan Jarak Surabaya semula 19 Juni menjadi 18 Juni semakin meresahkan warga dan penghuni.

Bahkan, sejak beberapa hari terakhir ini kondisi lokalisasi Dolly dan Jarak menjadi sepi.

Pemasukan pekerja turun drastis pasca semakin ditingkatkanya operasi yustisi oleh Satpol PP di lokalisasi.

"Terus terang kondisi demikian sangat merugikan warga dan penghuni lokalisasi, para tamu ketakutan untuk datang khawatir terjaring razia," kata Suyitno, Ketua Front Pekerja Lokalisasi (FPL) Dolly dan Jarak, Rabu (4/6/2014).

Dikalangan penghuni dan pekerja lokalisasi, menurut Suyitno, dewasa ini banyak muncul pendapat tidak akan mengindahkan penutupan.

Ini setelah para penghuni dan pekerja lokalisasi sepakat menolak penutupan oleh Pemkot Surabaya.

Dengan demikian, seluruh penghuni dan pekerja lokalisasi Dolly dan Jarak akan tetap bekerja seperti biasa sampai kapanpun.

"Itu yang akan kita lakukan, meski ditutup semua penghuni dan pekerja sepakat akan tetap menjalankan aktifitas seperti biasa," tutur Suyitno