Sejumlah Wilayah Sidoarjo Dilanda Banjir, Petani Terancam Gagal Panen
“Justru yang paling awal kena adalah kota jika sampai terjadi hujan deras,” paparnya.
TRIBUNNEWS.COM,SIDOARJO- Genangan air hujan masih terlihat di beberapa wilayah Sidoarjo barat dan utara (Sukodono, Taman, Gedangan, Waru dan Sedati) terutama di area permukiman warga dan persawahan.
Petani yang sudah menabur benih untuk tanaman padi ludes akibat tergerus air yang tingginya mencapai 30 cm – 50 cm.
Di persawahan wilayah Desa Wilayut, Plumbungan, keduanya Kecamatan Sukodono, Trosobo, Kecamatan Taman, Gedangan dan Sedati terlihat seperti laut.
Pematang yang sudah di tata untuk persiapan tanaman lanjutan tak terlihat sama sekali.
Petani hanya bisa pasrah dan termenung setelah melihat kondisi banjir yang menenggelamkan sawah dan rumah.
Banjir yang berlangsung selama dua hari ini akibat hujan yang mengguyur intensitasnya cukup tinggi dan hujan berlangsung pada malam hari.
Di hari pertama, hujan berlangsung Senin (16/6) malam mulai pukul 21.00 WIB – 05.00 WIB dan hari kedua, Selasa (17/6) malam pukul 21.30 WIB hingga pukul 02.00 WIB.
Wilayah Sukodono tak biasanya air sampai meluap ke Jalan Raya Sukodono tepatnya di dekat lapangan Desa Sukodono dan Jl Raya Dungus.
Di wilayah Trosobo dan Beringin Bendo, Kecamatan Taman air masih tampak menggenangi permukiman warga, persawahan dan perusahaan.
Di wilayah Trosobo dan Beringin Bendo adalah langganan banjir karena tidak ada saluran pembungan langsung menuju Kali Buntung.
Namun pembuangan yang ada hanya mengandalkan pompa air yang ada di dekat fly over Beringin Bendo. Tak pelak, dampaknya memacetkan arus Jl Raya Surabaya – Mojokerto.
Banjir yang berlangsung di beberapa wilayah membuat petani akan gigit jari, karena padi yang sudah disemaikan tak bisa dipungut lagi sehingga petani harus menyemai lagi.
Untuk menyemai lagi harus menunggu air surut .
“Ya kami harus menunggu untuk menggarap lahan sawah. Uang uantuk benih saja sudah berapa. Mungkin ada bantuan dari pemerintah agar beban kami sedikit terkurangi,” tutur Saiful, petani asal Sukodono, Rabu (18/6).
Sementara Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Peternakan Sidaorjo, Anik Pudji astutik, mengakui jika banjir yang merendam area persawahan sudah dilakukan pendataan dan banjir itu sudah dilaporkan ke bupati.
“Kami masih menunggu laporan dari anak buah untuk mengetahui berapa ha area persawahan yang terendam air,” tuturnya.
Ketika disinggung apakah mendapat ganti bibit padi? Ia masih menunggu dari hasil laporan anak buahnya.
Sementara itu, Bupati Sidoarjo H Saiful Ilah, menjelaskan banjir yang terjadi akibat kiriman air dari pintu Dam Lengkong dan Mlirip Mojokerto.
“Sidoarjo tanpa hujan deras saja bisa banjir. Ya karena ada kiriman air dari atas (barat),” tutur bupati.
Bupati mengungkapkan akibat kiriman dari dua pintu air, wilayah yang terendam banjir hanya kawasan utara Sidoarjo saja. Sedangkan kawasan kota tidak terkena.
“Justru yang paling awal kena adalah kota jika sampai terjadi hujan deras,” paparnya.