TRIBUNNEWS.COM,LAMONGAN – KPU Lamongan kini dihadapkan dengan persoalan data pemilih tetap yang jumlahnya karut marut.

Bahkan ada data yang tidak valid mencapai 11.640 orang sesuai temuan Panwaslu Kabupaten Lamongan.

Data riil itu didapatkan Panwas dari hasil pemutakhiran dari tingkat desa dan kecamatan.

”Jumlah data tidak valid sebanyak itu kita dapatkan dari pemutakhiran kawan – kawan yang ada di tingkat desa hingga kecamatan,”ungkap Ketua Panwas Lamongan, Tony Wijaya kepada Surya Online(Tribunnews.com Network), Sabtu (21/06/2014).

Lebih runyam lagi, ada tambahan data pemilih baru yang masuk dalam DPT terdiri atas  pemilih pindah masuk ke Lamongan purnawirawan TNI / Polri, dan tambahan pemilih yang usianya baru 17 tahun .

Tak hanya itu ada nama – nama TNI / Polri yang masih aktif, pindah masuk Lamongan, pindah TP, belum cukup umur, nama fiktif dan nama ganda.

”Malahan ada sejumlah nama yang sudah meninggal dunia tapi masuk dalam DPT,”jelas Tony.

Menurut Tony, daftar nama baru dalam DPT terdata mencapai 5.264 orang. Dan pemutakhiran data DPT untuk pilpres berjumlah 1.082.178 jiwa.

Semua data sudah disampaikan ke KPU untuk diplenokan.
Harapan Panwas, agar temuan itu dilakukan validasi sehingga DPT tidak karut marut dengan selisih yang begitu banyak.

Dari temuan yang ada tentu ada perbedaan data antara pemutakhiran panwaskab dengan hasil pleno  KPU pada 10 Juni lalu yakni sebanyak 1.081.962 jiwa.

Tony berharap KPU serius menangani temuan ini sehingga proses pilpres berjalan sempurna.

Dirincikan,  nama yang meninggal dunia tapi masuk dalam DPT sebanyak  3.229 jiwa, nama ganda 3.632, belum cukup umur 129, sakit jiwa 1 orang, pindah TPS 966, pindah domisili 3.029 orang, nama fiktif 620 dan  anggota TNI/ Polri 34 orang.